Presiden Prancis Sebut Boikot Diplomatik Beijing 2022 Tidak Berguna

By Nad

nusakini.com - Internasional - Prancis menyatakan tidak berencana untuk bergabung dalam boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, ujar Presiden Emmanuel Macron.

Macron menyatakan langkah tersebut tidak signifikan dan hanyalah simbolis belaka.

Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Kanada, telah menyatakan mereka tidak akan mengirim perwakilan pemerintahannya ke ajang olahraga dunia yang akan diselenggarakan pada Februari tersebut, karena kekhawatiran mengenai pelanggaran HAM di China.

Termasuk di dalamnya adalah dugaan pelanggaran HAM terhadap kaum Muslim Uyghur dan kelompok minoritas lainnya.

China menyatakan negara-negara yang memboikot Olimpiade "akan membayar harga dari tindakan keliru mereka".

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengaku telah mendapatkan undangan untuk menghadiri acara pembukaan Olimpiade.

Dalam konferensi pers pada hari Kamis (9/12), Macron menegaskan Olimpiade tidak seharusnya dipolitisasi, dan ia lebih memilih mengambil tindakan yang "berguna".

"Untuk lebih jelas, Anda harus melakukan boikot sepenuhnya, dan tidak mengirim atlet sama sekali, atau Anda mencoba melakukan perubahan dengan mengambil tindakan yang berguna," katanya.

Presiden itu kemudian menambahkan bahwa Prancis akan bekerja dengan Komite Olimpiade Internasional pada piagam untuk melindungi atlet, dalam referensi terselubung ke Peng Shuai.

“Saya tidak berpikir kita harus mempolitisasi topik ini, terutama jika itu untuk mengambil langkah-langkah yang tidak signifikan dan simbolis,” katanya.