Dewan Sekolah Tennessee Bela Larangan Novel Holocaust Maus

By Nad

nusakini.com - Internasional - Sebuah dewan sekolah Tennessee telah membela larangannya pada novel pemenang hadiah Pulitzer tentang Holocaust yang diajarkan di ruang kelasnya.

Menyusul reaksi keras, anggota dewan mengutip buku tersebut menggunakan kata-kata umpatan, ketelanjangan dan bunuh diri, dengan mengatakan buku itu "terlalu berorientasi pada orang dewasa" untuk murid.

Novel grafis Maus: A Survivor's Tale menggambarkan bagaimana orang tua penulis selamat selama Holocaust.

Penulis Art Spiegelman mengatakan dia "bingung" dengan keputusan larangan itu.

Enam juta orang Yahudi tewas dalam Holocaust - kampanye Nazi Jerman untuk membasmi populasi Yahudi Eropa.

Orang tua Spiegelman adalah orang Yahudi Polandia yang dikirim ke kamp kematian Auschwitz selama Perang Dunia Kedua.

Novelnya Maus, yang menampilkan ilustrasi gambar tangan tikus sebagai orang Yahudi dan kucing sebagai Nazi, memenangkan sejumlah penghargaan sastra pada tahun 1992.

Dalam rapat dewan Sekolah Kabupaten McMinn pada bulan Januari, para anggota mengatakan mereka merasa penyertaan kata-kata umpatan dalam novel grafis tidak pantas untuk kurikulum kelas delapan.

Mereka juga keberatan dengan penggambaran kekerasan grafis dan bunuh diri, dengan mengatakan itu tidak mewakili "nilai-nilai" masyarakat setempat.

Anggota juga keberatan dengan kartun yang menampilkan "ketelanjangan".

Setelah reaksi media sosial, anggota dewan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "penggunaan buku yang tidak senonoh dan telanjang yang menggambarkan kekerasan dan bunuh diri" terlalu berlebihan untuk kelas yang terdiri dari anak berusia 13 dan 14 tahun.

Dewan mengatakan anggotanya "tidak mengurangi nilai Maus sebagai karya sastra yang berdampak dan bermakna, kami juga tidak membantah pentingnya mengajar anak-anak kami pelajaran sejarah dan moral serta realitas Holocaust".

Mereka mengatakan para guru telah diinstruksikan untuk mengajarkan Holocaust dengan cara yang lebih "sesuai usia", menambahkan: "Kita semua memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa generasi muda mempelajari kengeriannya untuk memastikan bahwa peristiwa seperti itu tidak pernah terulang."

"Kami hanya tidak percaya bahwa karya ini adalah teks yang tepat untuk dipelajari siswa kami."

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC penulis novel, Spiegelman, mengatakan dia "bingung" dengan keputusan itu dan menyebutnya sebagai tindakan "Orwellian".

Berbicara pada hari Rabu (26/1) tentang larangan sehari sebelum Hari Peringatan Holocaust, dia berkata: "Saya telah bertemu begitu banyak anak muda yang ... telah belajar banyak dari buku saya."

Langkah untuk melarang novel tersebut muncul di tengah perdebatan nasional mengenai kurikulum di sekolah umum AS. Orang tua, guru, dan administrator sekolah telah bergulat dengan cara mengajarkan ras, diskriminasi, dan ketidaksetaraan di kelas. (bbc/dd)