Petrokimia Gresik Gelar Pelatihan Manajemen Piutang bersama BNI
By Admin
Foto/PG
nusakini.com - PT Petrokimia Gresik (PG) bekerjasama dengan BNI mengadakan pelatihan keuangan pada hari Rabu (24/5/2017). Bertempat di Gedung Pengembangan SDM, pelatihan ini difokuskan pada Manajemen Piutang yang terkait langsung dengan Program Kemitraan di Departemen CSR. Pelatihan yang berlangsung satu hari ini diikuti oleh karyawan dari Departemen CSR dan Departemen Keuangan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada para karyawan yang berhubungan langsung dengan pemberian bantuan pinjaman. Selama ini, Petrokimia Gresik telah mengalokasikan sejumlah dana yang berasal dari penyisihan laba perusahaan untuk pemberian bantuan pinjaman modal usaha kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN PER-03/MBU/12/2016 mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Sesuai dengan Peraturan Menteri tersebut, PG dituntut untuk menggulirkan dana perusahaan yang diberikan kepada masyarakat dalam upaya pengembangan usaha. Oleh karena itu, dibutuhkan skill manajemen piutang yang baik bagi para karyawan PG, khususnya yang menangani praktek Program Kemitraan secara langsung.
Pelatihan dibuka oleh Manager CSR, Yusuf Wibisono. Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan untuk menambah wawasan dan pengembangan potensi para karyawan yang menangani Program Kemitraan. “Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan, pembekalan teknis dan manajerial kepada personil Departemen CSR tentang tata kelola Program Kemitraan yang baik dan benar. Sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan kapabilitas personil Departemen CSR sebagai pengelola Program Kemitraan.”
Menurutnya, PG memang bukan lembaga perbankan namun ditugasi untuk mengelola Program Kemitraan yang terkait dengan praktek simpan pinjam. Untuk itulah diperlukan pengetahuan yang terkait dengan kegiatan tersebut. Program Kemitraan pada dasarnya memiliki tujuan mulia yakni meningkatkan kemampuan UKM sehingga dapat berkembang dan memiliki daya saing. Diharapkan ke depannya para UKM ini dapat meningkat menjadi usaha menengah. Namun dalam perjalanannya, diakui Yusuf, pengelolaan program ini jika tidak dikelola dengan baik dapat keluar dari koridor yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengelola program ini agar dapat berjalan sesuai koridornya.
“Melalui kerjasama dengan pihak perbankan yang lebih berpengalaman di bidangnya, tentu saja, diharapkan kita dapat menjalankan Program Kemitraan dengan prinsip kehati-hatian dan rasa tanggung jawab yang tinggi untuk menghindari moral hazard. Ini juga sebagai bahan masukan bagi kita untuk melakukan monitoring dan evaluasi Program Kemitraan yang lebih baik lagi.” pungkasnya. (ria/mr)