NasDem Disebut Lagi Bertaruh, Ini Catatan Pengamat

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Ketua umum Partai NasDem Surya Paloh telah mengumumkan tiga nama kandidat bakal calon presiden (capres) 2024 dari hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat 17 Juni 2022. Adapun ketiga nama itu yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa. Menurut Surya Paloh, dari tiga kandidat bakal capres (bacapres) tersebut, nantinya hanya ada satu nama yang akan dipilih atau diusung Partai NasDem untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Untuk diketahui, nama Anies Baswedan menjadi yang paling banyak diusung DPW Partai NasDem untuk menjadi calon presiden (capres). Dari 34 DPW NasDem di seluruh Indonesia, 32 di antaranya merekomendasikan Anies.

Menanggapi hal ini, ada tiga catatan dari pengamat politik dan kebijakan publik dari Pusat Kajian Politik dan Kebijakan Publik (PKPK), Muh. Saifullah. 

Menurut Saiful, sebagai partai pemenang ke empat pileg, keputusan cepat NasDem mengusung capres dari non partisan adalah sebuah pertaruhan bagi NasDem.

"Lihat saja, partai papan atas masih mencalonkan ketumnya ramai ramai. Soal calon di luar partai mereka masih wait and see," jelas Saiful, Senin (20/6/2022).

Alasan dikatakan NasDem sedang bertaruh, kata saiful, adalah pertama syarat kursi NasDem setengah dari total syarat kursi. NasDem masih butuh koalisi dengan 2 sampai 3 partai nantinya.

"Kedua, terkait dengan Anies Baswedan, dari berbagai survei yang ada posisi Anies masih ketiga setelah Prabowo dan Ganjar,"jelasnya.

"Bisa juga nanti NesDem blunder kalau poros tengah muncul atau menjadi 3 capres," sambungnya.

Selanjutnya keempat, resiko larinya suara millenial NasDem yang tak suka dengan manuver politik identitas yang diidentifikasi sebagai cara yang kerap dipakai Anies.

"Dan terakhir kelima, keuntungan NasDem hanya apabila Anies yang jadi Presiden karena NasDem yang cepat mengusungnya," kata Saiful.

"Jadi lihat saja nanti bagaimana jadinya, apakah 12,6 juta suara NasDem nantinya bertambah atau justru merosot turun," pungkas Saiful. (*)