Menaker: Pemuda Indonesia Harus Berdaya Saing

By Admin

nusakini.com--Hari ini, Jum’at, 28 Oktober 2016, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88. Dalam era digital ini, pemuda Indonesia harus lebih kreatif, produktif, berkarakter dan berdaya siang. Meski demikian, Menteri Ketenagakerjaan RI, M. Hanif Dhakiri juga meminta kepada pemuda Indonesia untuk tetap tidak kehilangan identitasnya. 

"Realitas saat ini, globalisasi semakin menguat dengan hadirnya teknologi. Tak ada pilihan lagi bagi pemuda Indonesia untuk tidak kompetitif,” kata Menaker di Jakarta, Jum’at, (28/10). 

Menaker Hanif menjelaskan, globalisasi yang membawa semangat kebangsaan terbuka dan menerima dialog untuk berproses bersama. Sebab, Indonesia saat ini adalah negara yang sangat terbuka. Artinya, kemampuan untuk terus mengembangkan diri adalah sebuah keharusan. 

“Tetapi setelah menjadi negara terbuka, kita jangan lupa pada jati diri kita. Bahasa kita tetap satu bahasa Indonesia. Nilai yang baik harus kita lestarikan. Jangan anti bahasa dari luar. Namun, bahasa Indonesia tetap memiliki unsur pokok yang menjadi identitas,” tutur dia. 

Lebih lanjut, dia mencontohkan bagaimana para pemuda yang berkumpul di Jakarta pada tahun 1928 lalu merumuskan poin ketiga Sumpah Pemuda. Menurut Menaker, para pendahulu menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu tanpa menyingkirkan bahasa lokal yang sudah lebih dahulu hidup. 

"Menurut saya, rumusannya sangat orisinal. Pendahulu kita itu sudah tepat dengan memposisikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengganti bahasa lokal. Tapi menjadikannya sebagai bahasa pemersatu. Bahasa lokal itu adalah identitas kita sebagai bangsa yang sangat majemuk. Sehingga digunakannya bahasa Indonesia bukan berarti bahasa lokal hilang. Seperti itulah bagaimana kita seharusnya mengaktualisasikan diri," ucap Menteri muda itu. 

Menaker berharap di peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, para pemuda Indonesia punya giroh yang tinggi untuk terus mengembangkan skill dan memiliki semangat kebangsaan.(p/ab)