Kemenko Maritim Kaji Teknologi Piramid Desalinator
By Admin
nusakini.com – Cirebon - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Cirebon, Staff ahli Gubernur Jawa Tengah, Perwakilan PUPR Cirebon dan Pengusaha garam Spa, mengunjungi pabrik pengolahan garam industri PT Anta Tirta Karisma guna melakukan peninjauan dan kajian mengenai teknologi penangkapan air tawar dari air laut.
“Ini adalah Piramid Desalinator, teknologi ini merupakan teknologi yang sangat sederhana, teknologi ini dapat membuat garam setiap hari selama setahun penuh, dan tidak terpengaruh oleh cuaca, yang paling terpenting adalah dengan penggunaan prisma seperti ini dapat menghasilkan air bersih” ujar Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa Kemenko Maritim, Agung Kuswandono. Di Cirebon, Kamis (24/5).
Pengertian Piramid Desalinator sendiri adalah, teknologi penguapan air laut yang dapat menghasilkan garam dan air tawar. Teknologi ini merupakan serangkaian proses produksi garam dan turunannya, yang bermanfaat bagi daerah kering dan kesulitan air bersih.
Piramid Desalinator ini berbentuk prisma yang dibangun dengan menggunakan bambu dan plastik yang berlapiskan UV. Untuk ukuran sudut prisma, sudut yang paling ideal adalah 45 derajat. Walaupun semakin runcing teknologi akan semakin bagus dalam mengalirkan air, akan tetapi volume dan terpaan angin akan lebih tinggi juga. Air yang dihasilkan dari penguapan akan imengalir mengikuti plastik UV, dan selanjutnya mengalir pada pipa paralon yang terpasang dibagian bawah aliran air dilapisan plastik.
Deputi Agung menambahkan, pihaknya juga akan mengajak Kementerian/Lembaga terkait untuk mengembangkan teknologi Piramid Desalinator di Indonesia bagian timur, dengan tujuan menanggulangi permasalahan kekurangan air yang kerap melanda wilayah tersebut.
“Karena pembuatan prisma ini sangat mudah, tidak menggunakan teknologi macam-macam dan murah, jika setiap satu rumah mempunyai teknologi seperti ini, hal tersebut akan membantu dalam pemasokan air bersih bagi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Manager Development PT Anta Tirta Karisma, Heru menjelaskan bahwa, proses penuaan air laut ada didalam prisma, penguapan air laut sebanyak 0,3 mili meter perhari. sedangkan untuk perhitungan air tawar yang dihasilkan dengan menguapkan air laut sekitar 1 mili dapat menghasilkan 1 liter air bersih.
“Teknologi ini sama sekali tidak menggunakan listrik, sehingga sangat ramah lingkungan. Proses untuk dapat menghasilkan garam maupun air tawar dengan penguapan air laut dalam prisma, air laut disimpan dan melewati proses penguapan membutuhkan waktu selama kurang lebih 1 minggu,” jelas Heru.
Selain meninjau dan mengkaji Piramid Desalinator, Deputi Agung dan rombongan juga meninjau fasilitas tunnel garam. Sebab diketahui, Perusahaan tersebut mempunyai konsep berbeda pada tunnel garam, yaitu dengan mendekatkan tambak dengan sumber airnya, dengan cara mengumpulkan bahan baku yaitu air laut pada waduk yang berada didepan ladang garam. (p/ma)