Soal Banyaknya TKA di Perusahaan Tambang, Luhut: Ini Kesalahan Kita

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kerja Indonesia yang mumpuni di dunia industri masih minim. Kondisi ini juga yang menjadi faktor masih banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang didatangkan ke Tanah Air. 

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat jumlah TKA di Indonesia mencapai 92.058 orang per Mei 2021.

Luhut mengatakan, kondisi tersebut bisa dilihat ketika pemerintah mau beralih dari pengekspor material mentah menjadi komponen baterai listrik. 

Katanya, proyek smelter Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah, saat ini masih mengandalkan tenaga kerja dari luar.

"Kita tidak mau hanya ekspor materialnya, kita mau semua itu menjadi satu kesatuan. Nah ini kesalahan kita berpuluh tahun sekarang kita perbaiki, banyak kritik kenapa enggak pakai tenaga Indonesia, memang ndak ada," ujar Luhut dalam webinar yang digelar ITS Indonesia, Rabu (17/11/2021).

Kata Luhut, argumen itu ia sampaikan kepada ekonom yang mempertanyakan soal masifnya tenaga kerja dari luar di ruang kontrol pabrik di Weda Bay. Menurut Luhut, belum ada tenaga lokal yang punya kapasitas cukup mumpuni mengisi ruang kontrol tersebut. Hal ini terjadi lantaran selama puluhan tahun, kualitas lulusan politeknik di Indonesia tidak mendapat perhatian serius. Padahal mencari SDM yang berkualitas untuk sektor ini tidak semudah yang dibayangkan.

"Lebih parahnya setelah kita bikin politekniknya tidak ada pula yang lulus orang daerah. Kenapa tidak lulus? Lulusan SMA-nya 7x7 sama dengan 77, ini fakta di lapangan," kata Luhut.

Olehnya, ke depannya untuk memperbaiki kondisi tersebut, lanjut Luhut, Indonesia sudah mulai mengirim anak-anak muda untuk belajar ke luar negeri. Misalnya dalam hal pengembangan industri daur ulang baterai kendaraan listrik.

"Anak-anak muda kita yang dikirim ke Tiongkok selama 2 tahun untuk bicara soal recycling ini, sekarang sudah di Morowali. Nanti tim saya ke sana besok melihat apa yang sudah didapat, supaya terjadi teknologi transfer tadi ke depan," pungkasnya. (*)