Catatan M. Nigara: Salut Kesadaran Suporter

By Abdi Satria


BRAVO! Luar biasa dan semoga semua harapan dan keinginan para suporter Indonesia Bermartabat, bisa menjadi kenyataan. Keyakinan ini penting, karena di tangan para suporter itulah, izin bisa berputar atau tidaknya kompetisi sepakbola Indonesia, Liga 1, 2, dan 3 sangat bergantung. 

Dalam sebuah youtube pernyatan dan deklarasi suporter Indonesia Bermartabat itu terlihat dan terdengar dengan jelas. Tekad yang luar biasa untuk mengawal kepercayaan sementara dari pihak Polri. Kita tahu, setelah satu tahun lebih sepakbola kita tidak menentu rimbanya, berkat kegigihan dan keuletan, Menpora Zainudin Amali, izin itu akhirnya keluar. Tetapi dalam bentuk izin pra-musim.

Perjalanan keluarnya izin ini pun tidak mudah. Masa pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhir, serta ancaman timbulnya claster baru, membuat pihak kepolisian terus-menerus menolalnya. "Tentu bukan hanya saya sendiri, Ketua Umum PSSI dan Pihak PT. Liga juga punya upaya yang sama, maka alhamdulillah izin untuk pra-musim bisa dikeluarkan juga. Ayoo kita jaga kepercayaan ini dengan menonton dari rumah saja!" kata Menpora ZA. 


Pasti berat. Gairahnya suporter sesungguhnya ada di lapangan. Darah mereka mengalir deras, adrinalin mereka memuncak justru sesaat mereka bergerombol, memekik, bersorak, memgibar-kibarkan bendera di stadion. Di saat klubnya sedang berlaga. 

Tapi, demi memutus mata-rantai penyebaran covid-19, mereka berikrar betsama untuk tidak datang ke stadion. Tidak hanya itu, mereka juga bertekad untuk tidak nonton bareng di luar stadion. Bahkan sekedar berpawai atau berpindah tempat sambil arak-arakan pun, rela tidak akan mereka lakukan. Intinya, mereka akan menjaga sepakbola itu sendiri dengan cara cara WFH ( Watching From Home_). 


Sungguh bukan hal mudah, tapi, mereka sadar, dengan menjaga hasrat mereka agar tidak ke stadion, atau bergerombol di mana-mana, maka sepakbola Indonesia akan selamat untuk dapat kembali bergerak. Sekali lagi, apa yang akan dilakukan para suporter sepakbola itu adalah pengorbanan yang tidak kecil. Bayangkan, ibarat orang haus dan lapar, sementara ada makanan serta minuman tersaji, tapi para suporter hanya memakan dan minum seperlunya. Dahsyat. 

Tidak ragu

Sejak dulu, saya tidak pernah ragu pada tekad suporter yang terorganisir. Meski tidak terlalu lama, saat saya mendampingi manajer Persija, Mas Harjanto Baijuri, sebagai wakil manajer bersama Ferry Indra Syarif, saya juga menduduki posisi sebagai salah satu pembina The Jak. 

Saat akan berhadapan dengan Persib, saya sudah mengingatkan pada teman-teman the Jak agar berhati-hati. Bahkan kami telah membuat strategi untuk meminimalkan hal-hal yang akan menimbulkan gesekan. Alhamdulillah, semua terkendali. 

Tapi, ada rombongan lain, menurut catatan saya, mereka adalah para simpatisan, bukan anggota yang kartu. Jumlahnya tidak sedikit, usianya belasan. Mereka jangankan patuh, kenal pun tidak dengan pengurus. Merekalah yang bergetak di luar kendali. Repotnya, mereka beratribut (meski mudah dibeli karena di jual di mana-mana) dan tidak mudah untuk tidak mengatakan serta mengakui mereka adalah the Jak. Hal serupa juga pasti terjadi di banyak tempat, di banyak klub, di banyak suporter. 

Agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, rasanya para pimpinan suporter yang sudah dengan susah payah, segera membuat tim patroli. Maka begitu ada bakal calon simpatisan bergerak, tanglas itu sejak awal Jika tidak, mereka akan kecolongan yang ujungnya merugikan sepakbola Indonesia secara menyeluruh. Ayo segera bentuk tim patroli, amankan sepakbola kita.....

M.  Nigara

Wartawan Sepakbola Senior