Catatan Sepak Bola M. Nigara: Alhamdulillah, Anak-Anak Mampu Bangkit...
By Abdi Satria
ALHAMDULILLAH, Anak-anak kita mampu bangkit. Kalimat syukur ini perlu kita utamakan saat melihat Fachrudin Aryanto dan kawan-kawan mampu memetik kemenangan 4-1 atas Timor Leste di laga kedua kita, grup A, Sea Games ke-31, Vietnam, Selasa (10/5/2022) malam.
Namun sebelumnya, Myanmar yang jauh dari ingar-bingar serta perhatian kita, menekuk pemuncak klasemen sementara, Filipina dengan skor 3-2. Di partai pertamanya, Myanmar juga menang 3-2 atas Timor Leste. Dari dua kemenangannya, Myanmar mengambil alih klasemen sementara grup A dengan 6 poin.
Bangkit
Tampil dengan susunan pemain yang sedikitĀ berbeda pada laga pembuka, anak-anak asuh Shin Tae-yong (STY) langsung melakukan peneterasi lawan. Di menit ke-16, Egy Maulana mampu menjebol gawang Timor Leste. Sayang, hingga 45 menit pertama usai, gol tambahan tidak terjadi.
Di babak kedua, Witan Sulaeman akhirnya mampu melesakkan bola ke gawang lawan masing-masing di menit 52 dan 76. Sementara sang kapten, Fachrudin Aryanto menyumbangkan satu gol pada menit 58.
Sayangnya, gawang kita juga harus bergetar melalui Mouzinho pada menit ke-69. Catatan, ini adalah gol kedua Timor Leste ke gawang Indonesia dalam 5 kali laga yang seluruhnya dimenangkan oleh Indonesia.
Sebagai catatan, maaf nih, bukan saya tidak bersyukur, tapi setidaknya saya masih melihat anak-anak kita terlalu mudah kehilangan bola. Malah, pola yang coba mereka terapkan, juga agak mudah terbaca.
Nah, dari dua laga sisa vs Filipina, Jumat (13/5) dan Ahad (15/5) vs Myanmar, sungguh-sungguh menjadi penentu langkah Garuda Muda di Sea Games. Jika ingin lolos dari grup ke semifinal, pilihannya hanya satu, menang dua kali.
Untuk meraih 6 poin dari dua laga sisa, STY tak punya pilihan selain wajib menerapkan pola menyerang dan menekan sedemikian rupa. Dan, jangan laga anak-anak kita terlalu cepat kehilangan bola. Pendeknya, kesungguhan para pemain dituntut untuk ditingkatkan.
Benar sejarah berpihak pada kita ketika bertarung melawan pasukannya Manny Paquiao. Dari 17 kali bertemu, 15 kali kita menang, dan masing-masing sekali draw dan kalah. Di laga terakhir pada event Piala AFF 2014, kita kalah telak 4-0 dan itu pun menjadi kekalahan terbesar kita di AFF.
Meski di tahun 2002, kita pernah membantai mereka 13-1 di Piala Tiger, namun laga terakhir harus menjadi catatan tersendiri bagi kita. Bersyukur, Myanmar memberikan kita pelajaran berharga dengan mengalahkan mereka 3-2. Artinya, ada titik-titik lemah yang mulai terkuak. Pertanyaannya, mampukah anak-anak kita memanfaatkan hal itu. Dan, mampukah STY melihat itu serta membuatkan strategi jitunya.
Harapan kita sih, mereka mampu. Tapi, jujur nih, masih banyak 'pengamat' yang meragukannya. Bahwa STY pelatih yang memiliki kualitas bagus, ini bisa dibuktikan bahwa dia pernah melatih Korsel di Piala Dunia. Sejak 1986 hingga 2018, Korsel belum pernah absen di Piala Dunia. Catatan, jika saat itu Herry Kiswanto dan kawan-kawan bisa mengalahkan mereka, maka kisah akan berbeda.
Lalu, kemampuan para punggawa kita, secara individu, tidak kalah dari Myanmar, Vietnam, Filiphina, bahkan dengan Thailand yang memiliki rekor juara Sea Games terbanyak. Persoalannya, lagi-lagi menurut banyak 'pengamat' STY kurang tepat memilih mereka.
Ti nas kita yang berlaga di AFF 2021, menurut catatan mereka, masih lebih baik. Begitu juga dengan beberapa pemain yang diturunkan dalam dua laga, masih lebih baik beberapa pemain yang justru dibangku-cadangkan.
STY pasti punya alasan. Dan, kita, para 'pengamat' pasti juga perhitungan. STY pasti memiliki beban yang lebih berat ketimbang kita yang hanya melihat dari luar.
Apa pun juga, kita tetap wajib bersyukur katena Fachrudin Aryanto cs bisa memetik tiga poin, mempertahankan rekor belum terkalahkan dari Timor Leste, dan tetap menebar asa besar untuk lolos dari grup A.
Feeling saya sih mengatakan yang akan lolos dari grup A, Vietnam tuan rumah, dengan........... insyaa Allah KITA. Semoga harapan ini bisa jadi kenyataan, aamiin ya Rabb...
M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior