nusakini.com - Internasional - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan pesta di Gedung Putih untuk merayakan perayaan 4 Juli, perayaan kemerdekaan AS, pada hari Minggu. Pesta ini merupakan acara besar pertama yang diselenggarakan Biden sejak ia diinagurasikan menjadi Presiden AS.

Biden menyatakan Amerika akan kembali bersama. "Hari ini, kita jauh lebih dekat dari sebelumnya untuk mengumumkan kemerdekaan kita dari virus yang mematikan," ucap Biden dalam pidato pembukaannya.

Gedung Putih dibuka untuk ratusan tamu undangan pada hari Minggu, makanan-makanan seperti hamburger disajikan untuk mereka. Para tamu undangan termasuk para tenaga kesehatan yang menghadapi COVID-19 dan keluarga militer.

• Pasukannya Diusir dari Niger, Begini Respon Panglima Militer AS
• Niger Putuskan Akhiri Perjanjian Pangkalan Militer AS
• Kemerdekaan Taiwan dari China Pupus, Biden Tak Merestui
• Sasar Kelompok Houthi, AS dan Inggris Bombardir Yaman
• AS Beri Tanda Tak Lagi Dukung Ukraina

Dalam pidatonya kepada para tamu, Biden menganjurkan mereka yang belum divaksin untuk segera divaksinasi untuk melawan virus corona. Ia menyatakan divaksinasi adalah aksi paling patriotis yang bisa dilakukan warga Amerika.

Pemerintahan Biden telah mentapkan target untuk memvaksinasi 70% warga AS usia dewasa pada tanggal 4 Juli. Target ini hampir dicapai, sekitar 67% warga usia dewasa telah mendapatkan paling tidak satu dosis vaksin.

Hari Minggu ini juga menandakan pelepasan pagar di sekitar Gedung Putih, dimana pagar-pagar ini tadinya dipasang saat demonstrasi anti kekerasan polisi pada tahun 2020. Pengunjung sekarang bisa berjalan-jalan hingga lapangan utara di depan Gedung Putih.

Walaupun perayaan ini merupakan acara terbesar yang pernah diselenggarakan Biden sejak menjadi presiden, kerumunannya jauh lebih sedikit dibandingkan kerumunan perayaan 4 Juli di Gedung Putih pada tahun-tahun sebelumnya.

Dengan kembang api dan perkumpulan, warga AS merayakan hari kemerdekaan ke-245 mereka dengan melihat kasus-kasus COVID-19 yang terus menurun, namun tetap mengingat bahwa 600.000 warga AS telah meninggal akibat virus ini.