nusakini.com - Internasional - Amerika Serikat pernah mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan bantuan ekonomi sebesar 50 juta dollar (sekitar 722 milyar rupiah) untuk Palestina setelah Gaza dibom berkali-kali oleh Israel.

• Bawaslu: Dugaan Penggelembungan Suara Prabowo-Gibran Tidak Penuhi Syarat Materiil
• Pesan SBY: Jangan Lukai Hati Rakyat yang Ingin Prabowo Jadi Pemimpin Mereka
• Yusril Siap Hadapi Kubu Ganjar-Mahfud di MK
• Prabowo Tegaskan Tak Akan Kompromi dengan Korupsi
• Soal Isu Jokowi Ikut Cawe-cawe Menentukan Pembentukan Kabinet Prabowo, Ini Respon Gibran

Bantuan ini sudah disetujui oleh Kongres, namun seorang Senator Partai Republik, James Risch menahan dana bantuan tersebut. Ia menggunakan hukum yang diterbitkan tahun 2018 untuk meyakinkan bahwa dana tersebu tidak akan jatuh ke tangan Hamas.

Aktivis yang memerhatikan masalah kemanusiaan Palestina menuduh Risch memiliki agenda politik dibalik penahanan dana tersebut. Mereka menuntut agar Risch segera mengangkat larangan penyaluran dana. Sejumlah anggota partai Demokrat di Gedung Putih, termasuk Jamie Raskin seorang Yahudi, menuntut Risch untuk melepaskan bantuan tersebut.

Ahmad Abuznaid, direktur eksekutif dari Kampanye AS untuk Hak Palestina mengatakan ia tidak melihat ada justifikasi untuk menahan dana tersebut. Ia juga menyatakan bahwa penahanan bantuan itu seperti mendehumanisasi, merendahkan, dan menghukum rakyat Palestina, utamanya mereka di Gaza.

Palestina sedang mengalami kesulitan membangun kembali ratusan bangunan yang dihancurkan dan diruntuhkan Israel yang menjatuhkan bom selama 11 hari. Sejumlah 100.000 warga kehilangan tempat tinggal mereka. 256 orang terbunuh, termasuk 66 anak. (dd)