Transportasi Umum Khas Dari Berbagai Negara

By Admin


nusakini.com - Manusia senantiasa berpindah untuk berbagai keperluan. Selain berjalan kaki, dahulu manusia memanfaatkan hewan sebagai sarana transportasinya. Namun seiring perkembangan zaman, manusia mulai menciptkan alat bantu perpindahan seiring dengan ditemukannya roda yang awalnya menggunakan bahan kayu. Perkembangan itu terus saja terjadi hingga akhirnya kita mengenal berbagai moda transportasi seperti hari ini. 

Menariknya lagi, alat transportasi juga memiliki kekhasan tersendiri berdasarkan kondisi masing-masing daerah dan kearifan lokal masyarakat negara tersebut, baik yang sudah ada sejak lama maupun yang terbilang baru. Jika di Indonesia, kita mengenal becak sebagai alat transportasi khas yang hampir disemua wilayah memilikinya dengan berbagai keunikan masing-masing. Di berbagai belahan dunia lain juga memiliki moda transportasi yang terbilang khas dari negara/daerah tersebut. Bagi pecinta traveling, seringkali mencoba naik kendaraan tradisional khas suatu negara menjadi suatu kewajiban sebagai bentuk pengalaman baru. Nah, berikut ini kita akan membahas berbagai alat transportasi khas suatu negara yang mungkin saja menjadi negara tujuanmu selanjutnya.

  • Tuk Tuk, Si Populer dari Thailand


Jika mendengar kata Tuk Tuk, pasti banyak diantara kita yang sudah mengetahuinya sebagai moda transportasi khas Negeri Gajah Putih. Kendaraan khas yang lumrah dijumpai di kota Bangkok dan kota lain di Thailand ini memiliki bentuk mirip bajaj. Beroda tiga dengan supir berada di sisi depan dan penumpang berkapsitas 3 orang duduk di belakangnya. Hanya saja bedanya, tuk tuk berbentuk lebih terbuka dibanding bajaj. Sekarang juga Tuk Tuk mulai banyak dimodifikasi khusus wisata sehingga muatan penumpang bisa lebih banyak.

Nama Tuk tuk sendiri dipercaya berasal dari bunyi mesin yang dihasilkan yang terdengar seperti ‘tuk..tuk..tuk..’ sehingga orang-orang menyebutnya tuk tuk. Sebagai kendaraan khas, Tuk Tuk juga menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Thailand. Banyak wisatawan mancanegara yang dengan sengaja menaiki tuk tuk sebagai bentuk aktivitas wisata. 

Bagi kamu yang tertarik mencoba naik Tuk Tuk ketika di Thailand, lebih baik melakukan tawar menawar di awal. Hal ini karena seringkali supir Tuk Tuk melakukan pemerasan, apalagi memang tidak ada harga patokan khusus yang resmi. Selain itu, langsung saja menyebutkan lokasi tujuan dengan jelas karena kebanyakan supir Tuk Tuk tidak mahir bahasa Inggris, dan jika kamu bingung dengan lokasi tujuan, bisa-bisa kamu ditipu dengan meminta uang lebih. 

Sebenarnya selain di Thailand, kendaraan sejenis atau mirip Tuk Tuk juga bisa dijumpai di negara-negara lain seperti Bangladesh, Pakistan, Srilanka, hingga Mesir. Namun bagi kita orang Asia Tenggara, Tuk Tuk sudah sangat identik dengan Thailand, bukan?

  • Jinrikisha, Becak Khas Jepang


Kalau kamu senang menonton film-film klasik Jepang, pasti kamu pernah melihat kendaraan mirip becak tetapi pengemudinya menarik dengan cara berlari di depan, mirip dengan gerobak barang sih, tapi ini orang yang diangkut. Kendaraan tradisional yang sangat khas Jepang itu bernama Jinrikisha yang jika diartikan perkata ialah jin untuk manusia, riki untuk tenaga, dan sha yang berarti kendaraan.

Melihat pembawa Jinrikisha yang harus berlari membawa becaknya, memang nampak kasihan. Apalagi becaknya sendiri sudah berat, ditambah pula dengan berat penumpangnya maka sudah terbayang bagaimana beratnya beban yang harus diangkut. Namun meskipun begitu, kendaraan ini tetap dipertahankan terutama bisa kalian jumpai di kawasan Asakusa Tokyo dan Kyoto. 

Dalam sejarahnya, Jinrikisha sudah ada sejak tahun 1868 dan akhirnya diperkirakan sebagai cikal bakal becak kayuh yang dikenal di berbagai negara. Sekarang Jinrikisha lebih banyak digunakan sebagai atraksi wisata. Pengemudinyapun sangat ramah, rapi, dan seringkali lucu, hal ini lagi-lagi untuk menarik perhatian wsiatawan. Hanya saja memang tarif naik Jinrikisha ini terbilang cukup merogoh kocek yaitu bisa mencapai 4.000 yen untuk sekitar 15 menit. Jika dirupiahkan bisa mencapai 500 ribu. Harga yang terlalu tinggi jika dibandingkan becaknya di negeri kita. Tapi begitu tetap saja Jinrikisha tak kehabisan peminat, apalagi memang di Jepang sendiri biaya hidupnya jauh lebih tinggi dari Indonesia. 

Sebenarnya kendaraan sejenis Jinrikisha tidak hanya bisa dijumpai di Jepang, karena kendaraan ini juga digunakan di Tiongkok, India, dan beberapa negara lainnya.

  • Jeepney, Angkot Jeep Ikon Filipna


Mobil jeep memang bukan kendaraan tradisional Filipina, tetapi penggunaan mobil jeep untuk angkutan umum dengan cat mencolok dan penuh lukisan merupakan ikon bagi negara tersebut. Dikenal dengan nama Jeepney, angkutan sejenis angkot jika di Indonesia ini merupakan kreasi warga lokal berpuluh tahun lalu ketika melihat banyaknya mobil jeep yang ditinggalkan pasukan Amerika ketika Perang Dunia II. Meskipun begitu, Jeepney yang beroperasi saat ini merupakan mobil baru buatan lokal dengan mesin dari Jepang.

Jeepney bisa kalian temui di kota-kota besar di Filipina termasuk Manila sebagai ibukota negara. Selain oleh warganya, bentuk yang tak umum untuk angkutan massal serta ornamen unik yang terpasang membuat Jeepney juga menarik perhatian wisatawan, tak heran banyak wisatawan mancanegara dengan sengaja mencoba merasakan naik mobil tersebut. Tarif naik jeepney juga terbilang standar angkutan umum lainnya, hal ini karena memang Jeepney juga digunakan warga lokal. 

Potensi Jeepney dalam menunjang kepariwisataan Filipina nampaknya diperhatikan pula secara serius oleh pemerintahnya. Terbukti dengan diadakannya festival seni khusus Jeepney setiap tahunnya. Jeepney akan dihias secara menarik dan dipamerankan dihadapan umum. Puluhan Jeepney juga akan berparade dijalanan kota sehingga membuat jalanan kota nampak semarak dan beraneka warna.

  • Gondola, Takkan Terpisah dari Venesia


Mendengar kata Gondola, pastilah imajinasi kita akan tertuju pada romantisme kehidupan sungai di sebuah kota bernama Venesia. Kota yang seolah terapung karena kanal-kanalnya yang mengelilingi setiap sudut kota membuat Venesia tak lepas dari transportasi air sejenis perahu tersebut.

Gondola memang sangat ikonik bagi Venesia. Tak ke Venesia jika tidak naik Gondola, kurang lebih begitulah umpamanya mengibaratkan pentingnya Gondola dalam kepariwisataan kota di negara Italia tersebut. Bentuknya yang ramping nan elegan, ditambah sang pengayuh atau dipanggil Gondolier yang seringkali menggunakan pakaian khas, membuat pengalaman menaiki Gondola sangat berkesan. Suasana romantis juga tak perlu dipaksa, karena akan hadir dengan sendirinya. 

Tarif menaiki gondola memang terbilang cukup mahal yaitu sekitar 60-80 euro untuk satu jam perjalanan, tetapi karena Gondola sudah sangat identik bagi Venesia, wisatawan tetap saja memburunya dan membuat kehidupan kanal-kanal di sana selalu ramai. Dengan naik gondola juga sebenarnya sekaligus city tour menikmati bangunan-bangunan tua dan kehidupan di sekitarnya, sehingga sudah memperolah paket wisata khusus sekaligus.

  • Schwebebahn Wuppertaler, Bukti Majunya Teknologi Jerman


Jerman memang sangat terkenal sebagai negara industri dan teknologi. Bukti itu dapat kita lihat dari semua sektor kehidupannya termasuk dalam hal transportasi. Satu diantaranya ialah sebuah Kereta Gantung untuk transportasi massal yang berada di Kota Wuppertal.

Kereta Gantung ini bukanlah kereta gantung seperti kereta gantung wisata, tetapi benar-benar berbentuk kereta bergerbong layaknya kereta api, hanya saja keretanya melaju di bawah rel atau menggantung. Bukan sebuah transportasi baru, tapi kereta gantung ini sudah ada sejak tahun 1900. Terbayang kan, betapa majunya teknologi Jerman sejak dahulu. 

Pemilihan tipe kereta berupa gantung seperti ini mengikuti kondisi alam kota tersebut yang dikellingi perbukitan, penuh rawa dan sungai, serta jalanan kota yang sempit nan berkelok. Karenanya, kaisar yang berkuasa saat itu menyetujui penggunaan kereta gantung dan bertahan hingga saat ini. 

Karena keunikannya, Schwebebahn tidak hanya dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat disana, tetapi berhasil menarik perhatian wisatawan. Tak jarang, wisatawan mancanegara yang datang ke Jerman, sengaja datang ke Kota Wuppertal hanya untuk melihat dan naik langsung merasakan perjalanan di dalam gerbong kereta yang melaju hingga 60 km perjamnya. (j2/om)

Untuk dapat mencoba naik ke Kereta Gantung khas ini, pengguna harus mengeluarkan uang sekitar 2 euro. Harga yang cukup pantas dan wajar untuk transportasi di eropa dengan pengalaman yang tak biasa tersebut