nusakini.com - Bagi kita yang terbiasa hidup di negara tropis , membayangkan hidup di negara dengan suhu kurang dari 0 derajat celcius merupakan hal yang tidak tergambarkan. Kita sudah terlalu biasa dengan paparan matahari dan meski kita sering menghujat teriknya, namun saat musim hujan dan matahari tak terlihat pun kita merindukannya. Namun ternyata, kita yang hidup di negara tropis ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Pasalnya, hidup di negara tropis ini sungguh menyenangkan karena kita mendapatkan asupan cahaya matahari yang cukup, kondisi tanah yang subur, curah hujan yang tinggi, serta berbagai hewan dan tumbuhan yang sangat beragam.

Namun, keberuntungan yang kita rasakan selaku penghuni negara tropis ini tidak dirasakan oleh semua orang. Bahkan, ada beberapa orang yang harus menghadapi hari-hari tanpa cahaya matahari dan hidup dalam kepungan udara dingin yang dapat mencapai -71 derajat celcius. Ya, orang-orang ini adalah mereka yang tinggal di desa kecil di utara Rusia yang bernama Oymyakon. Desa kecil ini adalah desa terdingin yang masih dihuni oleh manusia secara permanen. Penduduk Desa Oymyakon ini memang tetap bertahan di sana meskipun kehidupan mereka sangat sulit. Bayangkan, dengan suhu dibawah 0 derajat celcius, pasti rasanya seperti hidup di dalam freezer! Gak percaya? Coba saja masukkan tanganmu barang sebentar ke dalam freezer, pasti kulitmu akan terasa sakit dan tidak lama tangan dan jarimu akan terasa kebas. 

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan di Oymyakon. Namun, seorang fotografer bernama Amos Chapple berhasil mendokumentasikannya dengan baik saat ia bertandang ke desa tersebut selama lima minggu. Ia pun memotret kehidupan sehari-hari warga di Oymyakon. Berikut hasil liputan dari Amos Chapple, simak ya!

Chapple memulai petualangannya menuju Oymyakon dengan menetap selama beberapa waktu di Yakutsk, sebuah kota kecil yang merupakan kota terdingin di dunia dengan suhu yang bisa mencapai -34 derajat celcius

Kota Yakutsk, meskipun kecil dan sangat dingin, namun mereka sejahtera berkat perdagangan berlian. Orang-orang di Yakutsk menghangatkan diri dengan cara meminum Russki Chai atau dengan kata lain Vodka Rusia.

Dari Yakutsk menuju ke Oymyakon dibutuhkan waktu hingga dua hari perjalanan dengan menempuh jalanan yang sepi, beku, dan sangat dingin. Dalam perjalanannya menuju Oymyakon, Chapple harus berhenti setengah jalan karena tumpangannya hanya bersedia mengantarkannya sampai di sana. Chapple lantas harus menginap di penginapan kecil selama dua hari menunggu tumpangan lain menuju Oymyakon

Sesampainya di Oymyakon, udara dingin begitu menggigit, bahkan ludah dalam mulut Chapple pun kerap membeku dan menjadi layaknya jarum-jarum kecil yang menusuk lidahnya. Kehidupan di Oymyakon begitu sulit. Karena begitu dinginnya, maka aliran air tidak dapat masuk ke rumah dan kamar mandi harus terletak di luar rumah.

Mengubur mayat pun menjadi susah untuk dilakukan di Oymyakon karena tanah yang membeku. Maka, sebelum mengubur, mereka harus terlebih dahulu memanaskan tanah dengan menaruh tong yang dibakar di atasnya selama beberapa waktu.

Orang-orang di Oymyakon pun sulit ditemui karena mereka tidak mau berada di luar rumah, kecuali untuk bepergian dari satu rumah ke rumah lain. Karena di Oymyakon tidak dapat tumbuh tanaman, maka orang-orang Oymyakon bertahan hidup dengan berternak dan pekerjaan publik untuk mata pencahariannya. Karena itu, orang-orang Oymyakon pun sangat jarang mengonsumsi sayuran. Makanan sehari-hari mereka adalah sup daging dan ikan-ikanan yang beku.

Meski merupakan tempat terdingin yang ditinggali manusia, namun kala musim panas, suhu di Oymyakon bisa jadi cukup tinggi, yaitu sampai 35 derajat celcius. Tapi, musim panas di Oymyakon sangatlah singkat dan musim dingin mereka berjalan dengan sangat lama.

(yk/om) Unik, Salju