Roti Sempat Dilarang pada Era Perang Dunia II di AS

By Admin


nusakini.com - SIAPA yang tidak mengenal roti? Makanan ini merupakan pilihan banyak orang bila ingin menunda laparnya bahkan menjadi pendamping hidangan utama di Barat. Namun, tahukah Anda bahwa roti tawar yang kerap menjadi “teman” selai serta menjadi dasar dari hidangan sandwich sempat dilarang para era Perang Dunia II?

Roti tawar yang sudah dalam keadaan terpotong pertama kali terkenal di Amerika Serikat (AS) pada 1928. Bahkan, hal ini sempat digadang-gadang sebagai langkah maju terbesar di industri kue semenjak penjualan roti bungkusan.

Roti tawar kemudian menjadi hal yang normal di rumah-rumah Negeri Paman Sam, namun hal ini pun sempat berubah ketika Perang Dunia II membayangi Amerika Serikat.

Sebagaimana dikutip dari The Vintage News, Minggu (20/8/2017), Menteri Agrikultur Amerika Serikat, Claude R Wickard, yang juga menjabat sebagai kepala di administrasi makanan perang pada 1943 mencetuskan ide untuk melarang roti tawar potong di Negeri paman Sam. Sayangnya, ia tidak pernah menjelaskan sepenuhnya pemicu pelarangan tersebut. 

Terdapat berbagai klaim mengapa pelarangan ini dibuat, namun yang paling dianggap masuk akal adalah kenaikan harga roti. Pasalnya pada saat itu, Office of Price Administration mengeluarkan kebijakannya dengan menaikkan harga tepung sekira 10%. 

Pelarangan ini dipandang dapat mengurangi konsumsi roti sehingga akan menurunkan permintaan tepung dan mengurangi harganya. Selain itu, pengurangan konsumsi roti juga akan meningkatkan cadangan gandum Amerika Serikat di tengah kondisi perang. 

Tentu saja apa pun alasannya, pelarangan ini tidak didukung oleh publik Negeri Paman Sam ketika mendengarnya. Media New York Times bahkan menerbitkan sebuah surat yang dikirim oleh seorang ibu rumah tangga yang geram dan tidak puas dengan kemunculan pelarangan tersebut. 

“Saya ingin memberi tahu Anda betapa pentingnya roti yang diiris sesuai dengan moral dan sanitasi rumah tangga. Suami dan empat anak saya semua terburu-buru selama dan setelah sarapan pagi. Tanpa roti tawar siap saji, saya harus mengiris roti panggang –dua potong untuk masing-masing– itu sudah 10. Untuk makan siang mereka, saya harus memotong dengan tangan setidaknya dua puluh iris untuk dua sandwich. Setelah itu saya harus membuat roti bakar sendiri. Dua puluh dua irisan roti harus dipotong dengan cepat!” tulis ibu rumah tangga itu. 

Tak lama setelah pelarangan itu diterapkan, kebijakan itu pun dicabut pada 8 Maret 1943. Sang pencetus ide tersebut, Claude R Wickard, mengklaim penghematan yang dilakukan terkait pelarangan itu tidak sebanyak yang diharapkan. (oz/om)