nusakini.com--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menambah layanan air bersih dan sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.  

Salah satu sumber air bersih yang sudah difungsikan sejak tadi malam adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh dengan kapasitas 15 liter per detik. IPA ini kembali berfungsi dengan baik, menambah kapasitas dari IPA Bandar Dua dengan kapasitas 20 liter per detik, setelah memperoleh bantuan dari PLN berupa genset.  

Sementara untuk distribusi air bersih dari fasilitas IPA tersebut telah disediakan mobil tangki kapasitas 4000 liter dan 6000 liter sebanyak 7 unit yang tersebar di posko induk, masjid dan pondok pesantren yang semuanya sudah difungsikan. Di sejumlah lokasi bencana juga telah disediakan Hidran Umum (HU) sebanyak 20 unit berkapasitas 2000 liter dengan tiga kali pengisian per hari oleh mobil tangki. 

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mengunjungi lokasi bencana mengatakan, di beberapa lokasi, sumur dangkal di kawasan permukiman ada yang 'menghilang' sehingga warga mengalami kesulitan air. Untuk itu Kementerian PUPR memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) terdekat untuk menjadi sumber air bersih 

Ia menyatakan dalam kondisi darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi. “Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita akan manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian”, jelas Menteri Basuki.  

Selain bergerak cepat menangani kebutuhan air minum bagi korban bencana gempa bumi di Aceh, Menteri Basuki juga memastikan fasilitas MCK darurat untuk korban bencana juga langsung tersedia "Kita akan pastikan juga bahwa fasilitas MCK knockdown sebanyak 30an unit sudah fungsional malam ini untuk melayani warga" ujarnya. 

Kepala Satker Tanggap Darurat Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen CK), Hakam yang turut mendampingi Menteri Basuki ke dua titik pengungsian di Masjid Kecamatan Trieng Gadeng dan Masjid Munawarah Kecamatan Meurah Dua menyatakan suplai air bersih sudah tertangani utamanya untuk suplai ke sejumlah Masjid di lokasi bencana yang banyak digunakan oleh para pengungsi.

“Suplai air bersih baru disanggupi oleh PDAM di Pidie untuk 2 rit per hari untuk mengisi 20 unit Hidran Umum (kapasitas 2000 liter) dengan memobilisasi 5 unit Mobil Tangki Air (MTA). Sementara HU masih dalam proses pemasangan dan hari ini tuntas untuk 30 unit,” ungkap Hakam di Aceh, Jumat (9/12).  

Dikatakannya sejauh ini pihaknya masih berfokus untuk memfasilitasi pengungsi di Posko Utama yang tersebar di 9 desa, 5 kecamatan untuk 10,029 jiwa. “Sementara kami juga mengirim logistik tambahan atas permintaan dan kondisi lapangan. Untuk MTA sudah datang juga ke Kabupaten Pidie Jaya untuk backup dari Bener Meriah dan Provinsi sebanyak masing-masing dua unit,” tambahnya.  

Hakam mengungkapkan sejauh ini sudah ada sejumlah peralatan tanggap darurat yang telah dikerahkan ke lokasi bencana, dengan rincian sebagai berikut; Jerigen Air Lipat Kapasitas 20 liter sebanyak 500 unit, Jerigen Air Kapasitas 20 liter sebanyak 1000 unit, MCK Knockdown Fiberglass 2 seat sebanyak 30 unit, Hidran Umum 2000 liter sebanyak 30 unit, Pondasi sebanyak 30 unit, Selang Spiral Plastik 2 inch sepanjang 30 meter, Tenda Hunian Darurat (THD) ukuran 3 x 4,5 m2 sebanyak 50 unit.(p/ab)