Ketua DPR Terima Kunjungan Kehormatan PM Belanda

By Admin


nusakini.com - Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia, dan pluralisme sebagai nilai-nilai demokrasi, sejak jaman dahulu tidak pernah berdiri berseberangan. Hal tersebut disampaikan Ketua DPR RI Ade Komarudin saat menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Belanda H.E. Mark Rutte di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

“Dalam Islam, keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang harus diterima, dan harus rela untuk saling mengenal dan membangun people to people contact. Ajaran Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan dan keberagaman,” ucap pria yang akrab disapa Akom itu. 

Akom mengatakan, yang menjadikan seseorang lebih mulia antara satu sama lain adalah bukan berdasarkan warna kulit atau suku bangsanya, namun integritasnya terhadap nilai-nilai baik seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 

“Kehidupan demokrasi Indonesia, baru-baru ini mendapat ujian yang cukup berat bagi kita semua. Keberagaman suatu bangsa, agama, dan etnis bangsa Indonesia sedang mendapatkan ujian untuk yang kesekian kalinya,” ujarnya. 

Ia juga menjelaskan, bahwa dari seluruh partai politik yang mendapatkan kursi di DPR RI, ada lima partai politik yang mengusung nama Islam sebagai identitasnya. Namun demikian, ke lima partai politik tersebut tidak mengusulkan agenda-agenda eksklusif yang bernuansa Islamisasi negara. 

“Partai-partai tersebut justru mendukung lahirnya undang-undang untuk melindungi kaum difabel, para nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam. Mendukung pencalonan Kepala daerah yang lebih terbuka, serta mendukung program amnesty pajak dan lain sebagainya. Bagi kami, Islam bukan hanya soal ibadah akhirat, tetapi juga kesejahteraan rakyat dalam negara yang majemuk ini. Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa, menjadi acuan bersama dalam mengambil kebijakan,” tegasnya. 

DPR menyambut baik kehadiran PM Belanda Mark Rutte tersebut ke gedung Parlemen, Dewan juga berharap mendapatkan transfer pengetahuan tentang demokrasi berdasarkan pengalaman yang dimiliki Kerajaan Belanda. 

“Semoga PM Belanda bisa terus melanjutkan hubungan yang sudah terjalin dengan baik ini, dan dialog konstruktif yang dilakukan oleh kedua negara ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dewasa bagi dunia,” pungkasnya (p/mk)