Kemlu Paparkan Sejumlah Agenda di AMM 2016

By Admin

nusakini.com--Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha C. Nasir bersama dengan Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan ASEAN, M.I. Derry Amman memberikan Press Briefing di ruang Palapa, Kemlu RI, Kamis (21/7) 

Inti dari Press Briefing tersebut menyangkut kegiatan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) yang akan dilaksanakan di Laos beserta pertemuan lain yang terkait yang juga akan dilaksanakan di Laos. Jumlah pertemuan resmi yang akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi adalah 18 pertemuan, yang akan berlangsung pada tanggal 23-26 Juli 2016. 

Tema ASEAN tahun ini yang merupakan "Changing Vision Into Reality for a Dynamic ASEAN Community", yang diusulkan oleh Laos, sebagai tuan rumah ASEAN tahun ini. Rangkaian acara AMM-PMC terdiri dari 10 pertemuan secara parallel yang merupakan Post Ministerial Conference (PMC) Plus One, dilanjutkan dengan ASEAN Plus Three (APT), East ASEAN Summit (EAS), dan ASEAN Regional Forum (ARF). 

Beberapa topik lain yang akan dibahas adalah South East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ), ASEAN Inter-Governmental Commission on Human Rights (AICHR), South West Pacific Dialogue serta berbagai pertemuan bilateral. 

Agenda-agenda dari pertemuan tersebut adalah mengenai masalah sentralitas ASEAN, streamlining ASEAN meeting, Illegal Unreported Unregulated (IUU) Fishing, Terrorism, penguatan ASEAN Institute for Peace and Reconciliation yang ada di Jakarta, memperkuat Kelembagaan human rights, Penyelesaian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan lainnya. 

Untuk ASEAN Regional Forum (ARF), Indonesia akan mengedepankan suatu prakarsa atau suatu statement yang dapat disahkan, yang merupakan statement on cooperation to prevent, deter, and eliminate illegal, unreported, and unregulated fishing, sebagai metode pemberantasan IUU Fishing. Karena ARF terdiri dari 27 negara peserta, maka berbagai isu kawasan atau regional akan banyak diangkat oleh masing-masing negara. ARF diharapkan untuk dapat mencapai situasi kawasan ASEAN yang kondusif, peaceful, stable, dan bermanfaat bagi pembangunan. 

Pada ASEAN Inter-governmental Commission on Human Rights (AICHR), Indonesia akan mengangkat isu penguatan peran human rights sebagai badan HAM ASEAN dalam terms of reference yang baru. Bagi Indonesia, masalah human rights tidak mementingkan aspek promosinya, akan tetapi aspek proteksinya. 

Pada AMM-PMC, akan diadakan suatu launching dari publikasi yang diadakan oleh ASEAN Institute for Peace and Reconciliation mengenai "the plaque of woman and children". Outcome dari AMM-PMC adalah sebuah joint communiqué yang akan mencakup seluruh isu dan hal yang menjadi pembahasan serta highlight dan kepentingan dari ASEAN. Semua pandangan, visi, misi, posisi, dan pendapat dari ASEAN akan tertuang di dalam joint communiqué. 

Agenda dari PMC Plus One adalah review dari kerja sama selama ini serta future direction dan exchange of views on regional and international issues, dimana Indonesia menjadi country coordinator for ASEAN-New Zealand pada tahun 2015-2018. Seluruh Menteri Luar Negeri negara Mitra Wicara akan hadir kecuali India, yang akan diwakilkan oleh Menteri mudanya dan EU, yang akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Slovakia, sebagai presiden dari European Council. ​​(p/ab)