nusakini.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra meminta Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata, untuk membenahi destinasi pariwisata, dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Jika destinasi sudah dibenahi, baru dilanjutkan dengan promosi atau pemasaran, sehingga destinasi pariwisatanya semakin dikenal.

 Demikian dikatakannya usai menjadi acara dalam acara Press Gathering Wartawan Koordinatoriat DPR RI, dengan tema ‘Melindung Bali, Sebagai Destinasi Berkearifan Lokal’ di Kuta, Bali, baru-baru ini. Hadir juga di acara ini, Ketua DPR RI Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fadel Muhammad, pejabat di lingkungan Setjen DPR RI, dan lebih dari 100 wartawan yang bertugas di DPR RI.

 “Selama ini anggaran pemasaran pariwisata di mancanegara sangat tinggi. Hanya sepertiga anggaran untuk pemasaran nusantara. Namun, kita belum melihat bagaimana peningkatan kunjungan wisatawan dari promosi ini,” jelas Sutan.

 Berarti, lanjut politisi F-Gerindra itu, promosi atau pemasaran yang dilakukan Kemenpar dalam memasarkan pariwisata belum tepat. Menurutnya, langkah yang paling tepat adalah dengan membenahi dulu destinasi pariwisatanya, baru kemudian melakukan promosi besar-besaran di mancanegara.

 Selain destinasi pariwisata, hal yang paling penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan adalah infrastruktur. Pasalnya, banyak akses menuju destinasi pariwisata masih sangat memprihatinkan. Ia menyarankan, akses melalui bandara untuk dimaksimalkan. Kemudian, kesiapan Sumber Daya Manusia juga menjadi hal yang harus diperhatikan Kemenpar.

 “SDM juga tak kalah penting. Sehingga kami mendorong Kemenpar untuk membangun program studi pariwisata di berbagai universitas. SDM ini sangat menentukan kedatangan wisman dan wisnus,” kata Sutan.

 Terkait pariwisata di Bali, politisi asal dapil Jambi itu yakin, walaupun tidak dipromosikan, Bali pasti sudah dikenal oleh wisatawan dunia. Sehingga ia berharap, 10 destinasi pariwisata prioritas dapat mengelola kearifan lokalnya seperti yang dilakukan Bali untuk menarik wisatawan.

 “Pariwisata menjadi solusi kita dari keterpurukan ekonomi kita. Kalau kita bicara sawit, migas, batubara, ini akan habis. Jika pariwisata dibenahi dengan baik, devisa akan bertambah, pengangguran juga akan terserap,” harap politisi yang akrba dipanggil SAH itu.

 Dalam kesempatan itu, Asisten II Pemprov Bali, sekaligus Kepala Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali I Ketut Wija mengatakan, kunjungan wisatawan tahun ini per Agustus meningkat sebesar 19 persen dibanding tahun lalu. Ia memperkirakan, kunjungan wisatawan akan mencapai 4,5 juta pada September hingga Desember.

 Sementara dalam setahun, ada 4 sampai 4,5 juta wistawan asing yang berwisata ke Bali. Selain itu juga 6 sampai 7 juta kunjungan wisatawan domestik. Kondisi ini jelas membutuhkan pelayanan yang memadai, sehingga mereka dapat merasakan nyamannya berwisata di Bali.

 Ketut mengatakan bahwa Bali sebagai tujuan wisata wisatawan domestik dan internasional memiliki Bandara yang kini kondisinya sudah sangat penuh jadwal penerbangannya. Maka untuk bisa lebih melayani para wisatawan yang jumlahnya berpotensi terus meningkat, sangat mendesak dibangun Bandara baru di wilayah Utara Pulau Bali.

 “Jadi sudah sangat mendesak dibangun Bandara baru di Bali menunjang Bandara Ngurah Rai . Dan lokasi yang tepat adalah di wilayah Utara Pulau Bali, agar pembangunan bisa merata, tidak melulu di wilayah Selatan Bali yang sudah begitu pesat pembangunannya,” jelas Ketut. (p/mk)