KH Zainuddin Muhammad Zein atau yang lebih dikenal dengan nama Zainuddin MZ adalah seorang pemuka agama Islam di Indonesia. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga terjun ke dunia politik. Pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Karena merasa tidak cocok dengan PPP, dia kemudian mendirikan PPP Reformasi, yang kemudian menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR), bersama Zainal Maarif. Zainuddin pun menjadi ketua umum pertamanya. Kemudian terjadi pertikaian di PBR, Zainuddin pun kembali ke PPP atas tawaran Ketum PPP Suryadharma Ali.
Dari kiprahnya di berbagai stasiun televisi, kiai kondang kelahiran Jakarta, 2 Maret 1951 ini pun dijuluki 'Dai Sejuta Umat. Putra tunggal pasangan Turmudzi dan Zinabun ini juga dikenal sangat mengusung adat Betawi asli. Dari pernikahannya dengan Hj Kholilah, Zainuddin dikaruniai empat orang anak yakni Fikri Haikal MZ, Lutfi MZ, Kiki MZ, dan Zaki MZ.
Di tahun-tahun berikutnya, nama Zainuddin mulai tenggelam sebagai penceramah. Namun ia kemudian fokus menebarkan dakwah dan kembali berada di tengah umat sejak beberapa tahun terakhir. Sayangnya, sekitar bulan Oktober tahun 2010, nama Zainuddin tercoreng akibat pengakuan seorang artis bernama Aida Saskia yang mengaku diperkosa sang Dai. Kasus ini pun masih belum tuntas.
November 2010, Zainuddin diketahui dirawat di rumah sakit akibat kecapekan dan stres. Setelah itu, dirinya tidak lagi muncul di layar kaca, hingga akhirnya menutup usia pada 5 Juli 2011 tepat pukul 09.20 WIB di RS Pertamina, Jakarta. Sebagaimana permintaan beliau, jenazahnya dimakamkan di kompleks halaman masjid Fajrul Islam yang memang berada persis di depan rumah almarhum. Pemakaman dilakukan pada hari yang sama usai shalat Ashar.
Zainuddin kecil sudah suka berpidato dengan naik ke atas meja ruang tamu. Bakatnya itu kemudian disalurkan ke Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma'arif, Jakarta, di mana ia belajar berpidato dalam forum Ta'limul Muhadharah. Kebiasaanya bercanda dan bercerita kian berkembang, dan seiringi waktu, semakin banyak pula permintaan ceramah yang terus datang.
Perkembangan karir Zainuddin mulai dikenal luas sejak ceramah-ceramahnya mulai masuk dunia rekaman. Kasetnya beredar tidak hanya di Indonesia tetapi ke beberapa negara di Asia. Sejak itu, dai penggemar Dangdut yang juga sahabat Rhoma Irama itu mulai dilirik untuk tampil di layar kaca, bahkan dikontrak sebuah biro perjalanan haji untuk bersafari bersama beberapa artis ke berbagai daerah lewat program Nada dan Dakwah.
Sukses menjadi penceramah, Zainuddin masih juga penasaran dengan bidang lainnya. Ia pun terjun ke dunia politik. Tahun 1977-1982, pria lulusan S1 IAIN Syarif Hidayatullah dan Dr Hc Universitas Kebangsaan Malaysia ini bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlambang Ka'bah. Jabatannya kian meningkat. Zainuddin pun aktif menjadi pengurus PPP sebagai dewan penasehat DPW DKI Jakarta - sebelum akhirnya terlibat ke DPP.
Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin kemudian berkeliling ke berbagai wilayah mengampanyekan PPP yang kemudian berganti logo menjai gambar bintang. Dari situ, hasil yang diperoleh partai sangat signifikan dan mempengaruhi dominasi Golkar, yang akhirnya membuat penguasa Orde Baru merasa cemas dan membuatnya tak lepas dari ancaman teror.
Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Guru yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB NU itu merupakan salah satu deklalator PPP. Namun pada 20 Januari 2002, Zainuddin bersama rekan politiknya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Zainuddin juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Ia lantas menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.