Wardatul Asriah merupakan politisi wanita dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan yang saat ini menjadi anggota DPR RI masa bakti 2009-2014. Sebelumnya, Mbak Indah, begitu ia biasa disapa, menduduki Komisi VII DPRD Kabupaten Bekasi yang mengurusi bidang ESDM, Riset, Teknologi, dan Lingkungan Hidup
Karir politik Wardatul Asriah telah dimulai sejak di bangku kuliah dengan menjadi anggota aktif PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang berafiliasi ke NU (Nahdatul Ulama). Tak lama setelah itu, ia bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan dan menjadi salah seorang pengurus puncak di WPP (Wanita Persatuan Pembangunan). Posisi ini membuka jalan Wardatul untuk maju ke pemilu legislatif Kabupaten Bekasi tahun 2004 dimana ia memenangkan 53.782 suara
Wardatul mengatakan bahwa pilihannya untuk berkarir di dunia politik sesuai dengan ajaran Islam yang membuka peluang lebar-lebar bagi perempuan untuk meniti karir sesuai keinginannya, dengan catatan tidak melalaikan hak dan kewajibannya sebagai seorang perempuan, ibu, dan istri. Dalam beberapa kesempatan, ia mengaku gembira dengan perkembangan politik Indonesia, khususnya di PPP, karena partisipasi perempuan dalam dunia politik semakin meningkat dari waktu ke waktu. Melihat fenomena ini, Wardatul merasa optimis jika partainya suatu saat akan memiliki banyak figur seperti Hj. Aisyah Aminy, seorang politisi senior PPP yang dikenal vokal dan bertahan cukup lama di DPR RI.
Keterlibatan istri Suryadharma Ali ini dalam dunia politik cukup menarik perhatian beberapa pihak misalnya direktur Cetro (Centre for Electoral Reform) dan pengamat politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, Sumarno. Hadar Navis Gumay selaku direktur Cetro mengatakan bahwa keterlibatan Wardatul dalam perpolitikan memperpanjang daftar nama politisi yang membangun keluarga politik, baik di internal partai maupun parlemen Senayan. Hal ini menunjukkan bahwa atmosfer Politik Dinasti semakin kental di Indonesia. Sejalan dengan Hadar Navis Gumay, Sumarno menilai masuknya Wardatul ke kepengurusan harian DPP PPP adalah untuk memperkuat posisi sang suami di internal partai. Namun, Sumarno menggarisbawahi bahwa selama Wardatul memiliki kemampuan yang mumpuni, hal ini tidak menjadi masalah.