Drs. Umar Arsal merupakan anggota Komisi V DPR RI yang membidangi perhubungan. Ia memiliki latar belakang keluarga multi etnik, yaitu Bugis, Makassar, dan Buton. Dia alumni Universitas Hasanuddin Makassar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi, 1989.
Namanya menjadi begitu diperbincangkan saat ia terjerat dalam kasus pembagian uang oleh Tim Sukses Anas Urbaningrum. Dalam suatu pertemuan pers, Umar Arsal meminta maaf kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar atas pernyataannya yang menyatakan bahwa kedua PKS dan Golkar turut mengalirkan dana kepada Anas Urbaningrum Menurutnya, dana sumbangan tersebut dimaksudkan untuk kemenangan Anas Urbaningrum di Kongres Partai Demokrat.
Sebelumnya, ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, berpendapat bahwa pernyataan Umar sangat mustahil terjadi dan terdengar tidak wajar. Umar Arsal yang juga merupakan Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum untuk Kawasan Timur Indonesia, diduga telah membagi-bagikan uang kepada para peserta kongres. Diana Maringka, mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), mengaku bahwa Umar memberinya uang sebesar 100 juta ketika pelaksanaan Kongres.
Tidak hanya itu, BB jenis Gemini pun disebut-sebut juga disebarkan oleh tim pemenangan Anas ke 47 pengurus DPC Partai Demokrat. Mereka berdalih bahwa pembagian handphone tersebut bertujuan untuk mempermudah koordinasi. Umar mengaku bahwa tim pemenangan Anas juga memberikan fasilitas akomodasi dan transportasi kepada sejumlah DPC.
Umar Arsal yang merupakan Ketua Divisi Tanggap Darurat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat mengatakan bahwa M Nazaruddin selaku mantan Bendahara Umum Partai Demokrat-lah yang menerima seluruh sumbangan untuk tim sukses Anas Urbaningrum. Di samping itu, sumbangan dari politisi partai politik lain juga diterima tim sukses Anas.