Profile

Thomas Darmawan


Description

Thomas Darmawan cukup dikenal di kalangan pengusaha Indonesia, terutama yang berkaitan dengan makanan karena beliau telah cukup lama malang melintang di organisasi seperti KADIN, GAPMI, dan AP5I. Pada tahun 2006 saat terjadi kenaikan harga BBM, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMI) ini dengan bangga mengklaim bahwa dirinya adalah orang yang hidupnya paling hemat sedunia. Beberapa bukti ia beberkan seperti misalnya dalam penggunaan AC di rumahnya, yang hanya dihidupkan maksimal 4 jam sehari, yaitu jika penghuni rumah sudah hendak masuk kamar. TV pun hanya dihidupkan jika ingin menonton saja, sementara lampu ruangan hanya dihidupkan pada malam hari. Barang elektronik yang dinyalakan sepanjang hari hanyalah kulkas. Sementara untuk pompa air, Thomas telah melengkapinya dengan semacam alat ukur untuk mencegah air terus-terusan mengucur saat sedang tidak dipakai. Pada bulan Januari 2008 beliau menanggapi kenaikan harga bahan pangan dengan mengungkapkan bahwa jika kenaikan harga bahan baku pangan sampai menyulitkan industri pengolahan dari skala kecil hingga besar, maka dirinya sebagai Ketua Umum GAPMI pasti menjadi orang terdepan yang akan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil agar tidak terjadi gejolak. Ketua Komite Tetap Pengembangan dan Pemasaran Produk KADIN ini sangat tidak ingin rakyat semakin terbebani dengan kenaikan harga komoditas pangan dan makanan olahan. Maka dari itu, ayah satu orang anak ini mendorong anggota GAPMI untuk mengamankan stok sekaligus pendistribusian berbagai kebutuhan pokok. Thomas juga kerap menganjurkan agar rakyat mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, tetapi tidak mesti mahal dan disesuaikan dengan daya beli masing-masing. Pada bulan Maret 2010 Thomas Darmawan selaku Ketua Komite Tetap Industri Makanan Minuman dan Tembakau di KADIN, dalam suatu pameran dan workshop menyayangkan bahwa di Indonesia belum banyak yang mengetahui konsep eco-product, padahal jika diterapkan banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh antara lain menghemat ongkos produksi, harga jual lebih murah, dan perusahaan pun turut ikut berperan dalam menurunkan emisi gas karbon. Kemudian, sesuai dengan komitmennya untuk memperbaiki tata pangan Indonesia, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) ini pada tahun 2011 juga menandatangani realisasi nota kesepahaman perdagangan 1 juta ton udang ke China.