Sonny Valentino Tulung adalah presenter televisi Indonesia. Ia pertama kali dikenal luas masyarakat melalui kuis Famili 100 yang dipandunya pada pertengahan dekade 1990-an.
Sebelum menjadi seorang presenter, lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini sudah berganti pekerjaan sepuluh kali sejak 1990. Mulai dari menjual majalah-majalah ekspor sampai menjadi penyiar radio.
Tetapi, dari semua jenis pekerjaan serabutan yang digeluti Sonny, menjadi penyiar radio adalah pengalaman yang paling berarti bagi Sonny. Sonny menerima pekerjaan menjadi penyiar Radio Ramako pada tahun 1991 dengan dibayar hanya Rp 2 ribu tiap jam siaran. Sonny yang juga pernah mencicipi menjadi penyiar radio di Prambors.
Sonny kemudian mencoba peruntungannya yang lain dengan menjadi seorang presenter. Untuk pertama kalinya, Sonny lolos seleksi dari sekian banyak pelamar di AnTeve untuk acara kuis Famili 100. Untuk seorang pemalu, prestasi Sonny boleh dibilang sangat luar biasa.
Dia pernah menyabet beberapa penghargaan sebagai pembawa acara kuis terfavorit, baik itu versi Festival Sinetron Indonesia, Vista TV, maupun Panasonic Award. Bahkan untuk Panasonic, prestasi Sonny tidak tergeser selama 3 tahun dari tahun 1997-1999.
Sejak menjadi presenter kuis Famili 100, karir Sonny melesat bagaikan komet. Dengan honor sekitar 7-8 juta per 3 jam, Sonny dapat disejajarkan dengan selebriti di negeri ini. Sisa waktu Sonny setelah syuting dimanfaatkan untuk jadi MC dengan honor Rp 6 juta sekali manggung.
Honor ini menempatkannya di papan atas bersama Koes Hendratmo, Tantowi Yahya, atau Krisbiantoro. Belum lagi pendapatan dari iklan bank yang dimainkan Sonny. Pada tanggal 6 Oktober 2009 Sonny ditangkap atas tuduhan pengeroyokan di cafe 999. Sonny dilaporkan oleh Gamal Putra ke Polda Metro Jaya dengan pasal yang dilaporkan 170 KUHP.
Polisi menduga, pengeroyokan itu berkaitan masalah perempuan. Pada tanggal 21 April 2011 Sonny kembali dilaporkan ke pihak berwajib atas macet kredit. Sonny menjadi incaran pihak Bank OCBC NISP. Karena dia dikabarkan meminjam dana senilai Rp 2,2 miliar untuk membeli rumah mewah di Jl Kalibata Selatan 17, Jakarta Selatan.