Sianne Avantie merupakan salah satu desainer terkemuka di Indonesia. Dia terkenal sebagai trendsetter fashion kebaya Indonesia. Meski tidak mengenyam pendidikan formal hingga jenjang yang lebih tinggi, bukan berarti seseorang tidak mampu menggapai mimpi dan sukses di bidangnya.
Bakat dan kemauan yang kuat nyatanya mampu mengalahkan kesuksesan orang-orang berpendidikan tinggi bahkan. Anne yang mengaku bahwa dirinya hanya berpendidikan tak lebih sampai SMA. Namun, bakat merancang busana dan menjahit ditambah dengan kemauan untuk belajar dan mengembangkan potensi yang ada rupanya mampu membawa nama perempuan kelahiran Semarang, 20 Mei 1964 ini melejit.
Otodidak. Itulah kalimat yang menggambarkan Anne pada dunia mode. Mempunyai darah seni yang mengalir cukup deras membuat ibu dari tiga anak ini bisa mempelajari sendiri serta mengembangkan bagaimana cara membuat mode busana dengan dasar kebaya. Berawal dari ketertarikan terhadap dunia mode, Anne sering kali membuat kostum panggung untuk grup vokal dan tari di sekolah hingga berbagai ajang hiburan yang ada di Solo saat ia masih kecil. Ketertarikan tersebut kemudian dikembangkan mulai tahun 1989 dengan bermodalkan dua mesin jahit. Pada masa itu, busana rancangan Anne dikenal dengan gaya khas bertaburan manik-manik yang hingga kini menjadi ciri khas busananya.
Kini, sudah lebih dari dua puluh tahun busana rancangan Anne banyak menghiasi dunia mode baik nasional maupun internasional. Namanya sudah mendunia, bahkan tak jarang beberapa miss universe memakai jasa Anne untuk membuat kebaya khususnya.
Dua puluh tahun berkarya dalam dunia mode dengan melahirkan busana rancangan dengan label namanya sendiri, counter pakaian ready to wear Batiken, showroom Roemah Penganten dan Anne Avantie, serta counter Pendopo yang banyak merangkul para penggiat UKM, ternyata tidak membuat Anne sesumbar dengan apa saja yang telah diraihnya. Ia justru bersyukur dengan apa yang telah Tuhan gariskan padanya. Salah satu cara untuk mengungkapkan syukurnya adalah dengan peduli terhadap lingkungan sekitar yang kurang beruntung.
Tak hanya dikenal sebagai desainer kenamaan, Anne pun juga dikenal sebagai aktivis sosial yang berhati lembut dan penuh kasih sayang. Menjawab panggilan Tuhan, Anne pun mendirikan Wisma Kasih Bunda, sebuah pelayanan kasih pada pasien Hydrocephalus, Astresi Ani, tumor, Labiopalataschisis, bibir sumbing, dan penyakit yang memerlukan penanganan darurat lainnya.
Menurut beberapa pihak, pengagum Bunda Teresa ini mempunyai keseimbangan hidup antara karir, keluarga, dan aktivitas sosial sehingga pada tahun 2008 Anne dinilai layak mendapatkan penghargaan Wanita Indonesia Bisa setelah sebelumnya mendapatkan penghargaan Kartini Award pada tahun 2004, 2005, dan 2008.
Walaupun hari-harinya banyak disibukkan dengan kegiatannya sebagai desainer sekaligus pekerja sosial, ia tak pernah lalai menjalani tugasnya sebagai istri sekaligus ibu dari ketiga anaknya, Intan, Ernest, dan Ian.