Kata siapa anggota DPR-RI selalu bermewah-mewahan dengan uang rakyat? Percaya atau tidak, beberapa wakil rakyat ternyata masih ada yang berlaku sederhana dalam kesehariannya. Mereka memakai ojek bahkan jalan kaki dari rumah ke kantor, memakai pakaian tanpa merek, ataupun bergaya ala pekerja kantoran biasa. Tidak tampak seperti anggota dewan yang selalu mentereng melalui penampilan luarnya. Lihat saja contohnya seperti Sholeh Soe'aidy, anggota DPR Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat yang sehari-harinya selalu mengenakan pakaian tak matching antara dasi dan pakaiannya. Tak hanya itu, pria kelahiran Surabaya, 2 Agustus 1957 ini bahkan seringkali mengenakan pakaian tanpa merek, bahkan sering tampak mengenakan baju lengan panjang putih biasa tanpa dasi. Bahkan tingkahnya yang dianggap beberapa orang sedikit nyeleneh tersebut sempat membuatnya tertahan untuk masuk dalam acara kongres Partai Demokrat di Bandung.
Menjadi anggota dewan Komisi yang membawahi bidang Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian, dan Kebudayaan ini sempat berkomentar mengenai kinerja Agum Gumelar sebagai pimpinan rapat pada Rapat dengar pendapat Komisi X DPR dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Normalisasi (KN) PSSI, dan KONI/KOI Mei lalu. Saat itu, ia berpendapat bahwa Agum tak bisa tegas saat menjadi pimpinan sidang kongres. Ia menyebut bahwa Agum adalah sosok yang lemah karena pada saat memimpin teknik persidangan kurang sempurna, melanggar etika, serta tidak tegas bertindak jika ada salah satu peserta rapat yang rusuh.
Terlepas dari itu, sebagai anggota, Sholeh sempat ikut meninjau lokasi proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, akhir Oktober tahun lalu. Dalam peninjauan tersebut, komisinya menilai bahwa pembangunan proyek tersebut kurang wajar karena letaknya yang ekstrem. Lebih lanjut, komisi X berencana akan mendalami lagi masalah proyek pembangunan gedung pusdiklat Hambalang ini karena khawatir pembangunan gedung Pusdiklat nantinya malah menjadi malapetaka.