Ir. Sadar Subagyo bisa dikatakan termasuk sebagai wajah baru di dunia politik. Sepak terjangnya di kancah perpolitikan pun bisa dibilang masih junior. Pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 30 Oktober 1958 ini akhirnya turut berpartisipasi di riuhnya kancah politik. Bermula saat dia menerima tawaran Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk menjadi bakal calon anggota legislatif pada pemilihan umum tahun 2009.
Dengan berbekal tekad yang kuat serta dukungan penuh dari partai Demokrat akhirnya Sadar Subagyo ini memberanikan dirinya untuk ikut berpartisipasi sebagai calon legislatif dalam pesta rakyat tersebut. Partai Gerakan Indonesia Raya sendiri menunjuknya untuk mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Cilacap dan kabupaten Banyumas. Pada tahun 2009, segala jerih payah dan usaha yang dilakukan Sadar terbayar sudah. Sadar berhasil menggalang cukup suara yang mengantarkannya ke Senayan.
Setelah resmi sebagai anggota DPR RI, sehari-harinya Sadar bertugas sebagai anggota Komisi XI yang membidangi dan menangani permasalahan di bidang keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, dan lembaga keuangan bukan bank. Sadar bersama anggota fraksi Gerindra yang lain saat ini sedang mengusahakan agar mulai tahun anggaran 2013 perangkat desa bisa diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Selain itu, Sadar yang ditunjuk untuk menjadi juru bicara fraksi gerindra juga mengusulkan kepada pemerintah untuk terus memaksimalkan BUMN sebagai motor penggerak pembangunan menjadi perusahaan kelas dunia yang andal. BUMN harus diberi ruang tumbuh yang maksimal.
Menurut Sadar, sudah selayaknya RAPBN 2013 mencantumkan indikator-indikator untuk kesejahteraan rakyat. Gerindra meminta dicantumkan indeks penyerapan tenaga kerja untuk satu persen pertumbuhan ekonomi harus mampu menciptakan sekurang-kurangnya 600 ribu lapangan kerja baru. Tidak hanya itu, Sadar juga mengapresiasi dimasukkannya lifting gas 1.290 sampai 1.360 ribu barel setara minyak. Ini dianggap sebagai target yang sangat opimistis guna mengimbangi potensi penurunan sumber daya alam dari minyak.