Lahir di Gorontalo, 25 Februari 1958, Rizal A. Djaafara memulai karir di bidang ekonomi yakni bergabung dengan Bank Indonesia selepas lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahu 1984. Tergolong pintar dan cerdas, karir ayah dari dua anak ini pun melesat cepat. Berselang satu tahun bergabung dengan Bank Indonesia, ia lantas mendapatkan beasiswa di William College tiga tahun setelahnya. Perlahan namun pasti, suami dari Herdiana Djaafara ini lantas dipindahkan ke Amerika Serikat pada 1997 untuk bekerja di International Monetary Fund (IMF). Tiga tahun bekerja untuk IMF di Amerika Serikat, Rizal pulang ke Indonesia dan kembali bekerja di Bank Indonesia. Rizal A. Djaafara yang sebelumnya duduk sebagai Direktur Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia harus berpindah posisi sebagai Direktur Direktorat Internasional sejak awal Maret 2012. Diakui oleh Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, perombakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja SDM yang nantinya dapat meningkatkan kualitas Bank Indonesia dan kredibilitas di mata masyarakat. Sementara itu dia juga menjadi pembicara dalam seminar BI. Dalam suatu seminar di Bali Rizal menyampaikan seminar bertajuk "The Intensifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond?". Acara tersebut berlatar belakang ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2012 di mana beberapa paket penyelamatan berjumlah besar untuk Eropa yang sedang mengalami krisis utang, sehingga masih diragukan pasar aktivitasnya. Program pemotongan anggaran yang ada di beberapa negara Eropa berpotensi menjadi sumber gejolak politik dan protes keras dari masyarakat. Hal tersebut bagi Rizal akan memberi tekanan depresiasi nilai pasar saham dan obligasi bila dilihat dari sisi keuangan sehingga diperlukan adanya pendekatan konvensional terhadap kebijakan makro ekonomi dan moneter.