Profile

Riswinandi


Description

Riswinandi, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri yang sebelumnya sudah banyak malang melintang di dunia ekonomi. Track recordnya pun tak lagi bisa diragukan. Masuk dalam daftar nama calon Dewan Komisioner OJK, seperti calon lainnya, pria kelahiran tahun 1957 ini pun melewati berbagai tahapan tes. Hingga pada awal Juni kemarin, nama Riswinandi pun muncul sebagai calon yang memperebutkan jabatan Ketua Ekskutif Perbankan OJK bersama dengan mantan Direktur Internasional Bank Indonesia (BI) Nelson Tampubolon. Dia memulai karier sebagai Senior Assistant di SGV Utomo pada 1984. Lalu, pada 1986 Riswinandi memulai berkarier di PT Bank Niaga Tbk selama waktu 13 tahun, khususnya dalam pengelolaan kredit korporasi (Corporate Banking). Karirnya makin menanjak ketika dia juga menduduki posisi Kepala Cabang (General Manager) Bank Niaga di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), serta menjabat sebagai Vice President Human Resources (Group Head). Di tahun 1999, Riswinandi bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menduduki posisi Senior Vice President Loan Work Out & Collection Division Head hingga 2001. Pada tahun yang sama, karirnya berlanjut di PT Bank Danamon Tbk sebagai Executive Vice President Corporate Lending Division. Hingga Juni 2003, Riswinandi menjabat sebagai Direktur PT Danamon Tbk hingga Juni 2003. Kemudian pada September, Riswinandi ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk sampai dengan Mei 2005. Selanjutnya terhitung sejak Oktober 2005, ia bertugas sebagai Executive Vice President-Credit Recovery II di Bank Mandiri. Pada Mei 2010 Riswinandi ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama Bank Mandiri sampai sekarang. Pada 2012, dia mengikuti uji kelayakan dan kepatutan kandidat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK). Riswinandi mempunyai strategi untuk menjadikan OJK sebagai institusi yang membawa industri jasa keuangan nasional tangguh dan berdaya saing tinggi. Menurut dia, sektor keuangan di Indonesia harus menyatu dan masing-masing industri di dalamnya harus lebih saling mendukung mengingat kebutuhan akan pembiayaan pembangunan masih sangat besar.