Pong Tiku atau yang juga dipanggil Ne Baso adalah Pahlawan Perintis Kemerdekaan dari Toraja. Ia lahir di Rindigallo tahun 1846. Perlawanannya terhadap Kolonial Belanda diawali dengan rasa terusik melihat Belanda yang hendak memonopoli bisnis keluarganya di bidang kopi. Saat itu, perdagangan kopi dari Toraja menjadi primadona, dimana Datu Luwu dan para bangsawan Sidenreng saling bersaing untuk mendapatkan pasokan kopi dari Toraja. Perlawanan ini kemudian meluas ke seluruh Tana Toraja.
Belanda pertama kali masuk ke Tana Toraja pada tahun 1906. Tak lama setelah itu, Belanda berhasil menguasai Rantepao sehingga pecahlah perang di Tondon Panggala'. Masih di tahun yang sama, pertempuran yang lain terjadi di Benteng Lali' Londong, namun pada akhirnya Belanda mencoba unutk bernegosiasi dengan pihak Pong Tiku. Keinginan Belanda ini ditolak mentah-mentah oleh Pong Tiku hingga perang di Benteng-Benteng Buntu Asu Ka'do, Tondok, dan Rindingallo tak terelakkan lagi. Pong Tiku dan Belanda sempat melakukan gencatan senjata pada Oktober 1906.
Selama gencatan senjata itu, Belanda merencanakan siasat licik untuk melucuti senjata Pong Tiku. Pong Tiku dan kawan-kawannya masuk perangkap sehingga mereka mengalami kekalahan. Kekalahan ini disinyalir bukan murni karena tipu daya Belanda tapi juga ada orang dalam yang berkhianat. Akhirnya, Pong Tiku ditembak mati di tepi Sungai Singki, Rantepao pada tahun 1907. Di tempat Pong Tiku dieksekusi, didirikan sebuah monumen peringatan berbentuk prisma yang disebut Monumen Pong Tiku yang menceritakan kisah kelahiran, perjuangan, hingga kematian Pahlawan Nasional ini.
Nama Pong Tiku juga diabadikan menjadi nama bandara Toraja di Rantetayo. Bandara ini hanya melayani rute Toraja – Makassar seminggu dua kali yaitu hari Selasa dan Jumat. Selain monumen dan bandara, dibangun pulalah Patung Pong Tiku yang dapat ditemukan di tepi kolam buatan di tengah Kota Makale.
Patung Pong Tiku ini digambarkan sedang menunggang kuda. Dua kaki depan kuda yang tidak menapak tanah menggambarkan bahwa Pong Tiku tewas dalam peperangan. Sayangnya, tidak ada informasi apapun di sekitar monumen yang menjelaskan tujuan dibangunnya monumen itu atau siapa Pong Tiku.