Profile

Paulus Effendie Lotulung

Tempat Lahir : Boyolali

Tanggal Lahir : 09/03/1943


Description

Prof. Dr. Paulus Effendie Lotulung, S.H adalah Ketua Muda urusan Peradilan Tata Usaha Negara Mahkamah Agung yang mulai menjabat sejak tahun 2000 hingga kini. Paulus yang lahir di Boyolali, Jawa Tengah 9 Maret 1943 itu menyelesaikan studinya di Sekolah Hakim dan Jaksa Negara di Malang pada 1963. Ia melanjutkan kuliah ke Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan lulus pada tahun 1971. Paulus memulai karirnya sebagai hakim di PN Gresik , lalu ke PN Ngawi dan menjadi Kepala Biro Umum di PT Surabaya tahun 1973. Di tahun 1976, Paulus mendapat beasiswa ke Paris untuk kuliah di Institute International d'administration Publique, yang dilanjutkan ke Universite Sorbone (Paris) sampai pada tahun 1980 untuk program S2 dan dilanjutkan lagi sampai 1982 untuk program S3. Setelah pulang dari kuliah di Paris, Paulus bertugas menjadi asisten di MA hingga 1984. Kemudian pada 1984 menjadi hakim di PN Jakarta Pusat. Pada 1998, dia dilantik sebagai hakim agung. Hanya butuh dua tahun bagi Paulus untuk menduduki jabatan Ketua Muda Bidang Tata Usaha Negara MA. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Ketua Tim Pembaruan MA. Tidak menjabat sebagai Ketua MA di tahun 2000, nama Paulus kembali menjadi sorotan ketika di tahun 2009 ia mengundurkan diri dari bursa pemilihan wakil ketua MA bidang yudisial meski ia berhasil mendapatkan suara terbanyak di putaran pertama. Saat itu, ia beralasan bahwa dirinya mempunyai prinsip jika ia tak mendapat dukungan dari separuh hakim agung yang ada, maka lebih baik dirinya mundur. Ia kembali menegaskan bahwa dirinya bukanlah orang yang berambisi pada jabatan. Mengundurkan diri dari putaran kedua bursa pemilihan wakil ketua MA bidang yudisial di tahun 2009, pria yang menjabat sebagai Ketua Majelis Hakim Agung pada sengketa pulau Berhala ini kembali diberitakan sebagai salah satu nama yang berpeluang menjadi Ketua MA menggantikan Harifin Tumpa pada bursa pemilihan Ketua MA yang digelar Februari lalu. Tidak menjabat sebagai Ketua MA di tahun 2000, nama Paulus kembali menjadi sorotan ketika di tahun 2009 ia mengundurkan diri dari bursa pemilihan wakil ketua MA bidang yudisial meski ia berhasil mendapatkan suara terbanyak di putaran pertama. Saat itu, ia beralasan bahwa dirinya mempunyai prinsip jika ia tak mendapat dukungan dari separuh hakim agung yang ada, maka lebih baik dirinya mundur. Ia kembali menegaskan bahwa dirinya bukanlah orang yang berambisi pada jabatan. Mengundurkan diri dari putaran kedua bursa pemilihan wakil ketua MA bidang yudisial di tahun 2009, pria yang menjabat sebagai Ketua Majelis Hakim Agung pada sengketa pulau Berhala ini kembali diberitakan sebagai salah satu nama yang berpeluang menjadi Ketua MA menggantikan Harifin Tumpa pada bursa pemilihan Ketua MA yang digelar Februari lalu.