Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono atau biasa dikenal sebagai MT Haryono adalah salah satu dari tujuh pahlawan revolusi Indonesia yang meninggal pada tragedi lubang buaya. Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, MT Haryono sempat memperoleh pendidikan di berbagai tempat.
Yang pertama adalah di ELS, pendidikan setingkat sekolah dasar bentukan Belanda. MT Haryono juga sempat melanjutkan sekolah di HBS, pendidikan setingkat sekolah umum. Kemudian beralih ke masa pendudukan Jepang, MT Haryono sempat disekolahkan ke Ika Dai Gakko, sebuah sekolah kedokteran pada masa pendudukan Jepang, tetapi tidak sampai selesai.
Ketika kemerdekaan RI dikumandangkan, MT Haryono sedang berada di Jakarta dan segera bergabung dengan para pemuda lain untuk mempertahankan Indonesia. Semangat perjuangan tersebut juga dilanjutkan dengan masuknya MT Haryono ke TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Pada masa awal pengangkatannya, MT Haryono mendapat jabatan sebagai Mayor. Dengan prestasinya, MT Haryono pun akhirnya berkali-kali naik pangkat hingga mendapat jabatan Letnan Jenderal.
Pada tragedy G30S PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965, MT Haryono menjadi salah satu korban indsiden lubang buaya. Ia adalah salah satu korban yang ditemukan meninggal di lubang buaya. Para korban dari insiden G30S PKI tersebut kemudian dijuluki sebagai Pahlawan Revolusi. Selain MT Haryono, pahlawan revolusi lainnya yang turut menjadi korban adalah Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani, Letjen. (Anumerta) Siswondo Parman, Letjen. (Anumerta) Suprapto, Mayjen. (Anumerta) Donald Isaac Pandjaitan, Mayjen. (Anumerta) Sutojo Siswomihardjo, Brigjen. (Anumerta) Katamso Darmokusumo (wafat di Yogyakarta), Kolonel Inf. (Anumerta) Sugiono (wafat di Yogyakarta), Kapten CZI (Anumerta) Pierre Tendean, dan Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun. Jenazah MT Haryono dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.