Maruli Gultom merupakan rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta yang mulai menjabat sejak tahun 2008. Sebelumnya, pria bergelar insinyur ini bekerja di PT. Astra Internasional, Tbk sejak ia duduk di bangku kuliah.
Berkecimpung di dunia otomotif selama puluhan tahun membuat nama pria kelahiran Sipirok, 23 April 1947 ini kian melambung. Banyak anak perusahaan PT. Astra yang berhasil ia duduki, seperti PT Non Ferindo Utama, PT Non Ferindo Utama Al Aloy, dan PT Nusa Keihin Indonesia. Di tiga perusahaan tersebut, ia duduk sebagai Presiden Direktur yang kemudian mengantarkannya sebagai CEO sebuah perusahaan perkebunan, PT. Astra Agro Lestari, Tbk.
Dalam beberapa wawancara, ia membeberkan bahwa kesuksesannya tidak serta merta berhasil ia raih begitu saja. Berawal dari bawah dengan ketekunan, tanggung jawab, dan kejujuran ia meniti karirnya. Lalu, selepas meraih gelar sarjana, ia duduk sebagai kepala pabrik Honda yang mulai menanamkan sikap trust dan pendelegasian kewenangan pada karyawan. Ia menyebutkan, bahwa tips suksesnya tersebut bertujuan untuk kemajuan perusahaan melalui empowering seluruh karyawan yang ada. Berkat kesuksesannya tersebut, ia meraih penghargaan Top Ten Best CEO sebagai gambaran bahwa melalui tips suksesnya ia berhasil membawa nama perusahaan semakin berkibar.
Berawal dari Universitas Kristen Indonesia, nama pria yang kerap disapa Maruli ini kemudian menjabat sebagai rektor di almamaternya sejak tahun 2008. Semasa kuliah, ayah dari empat anak ini tak hanya aktif dalam bidang perkuliahan, namun ia juga aktif dalam organisasi dan bekerja sambilan sebagai mekanik di PT. Astra, Inc. Ia pernah bergabung dengan Lasykar Ampera Arief Rahman Hakim (1966-1972), menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa UKI (1975-1976), hingga menjadi Ketua IKB Lasykar Ampera Arif Rahman Hakim (1983-1984).
Menjabat sebagai rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta beberapa waktu lalu namanya sempat diekspos media massa lantaran dirinya membubarkan acara diskusi yang bertajuk skandal Century yang digelar di Kantin UKI Jakarta. Dalam pemberitaan tersebut, Maruli membubarkan paksa forum diskusi yang dianggapnya tidak memiliki izin melalui megaphone. Ketika dikonfirmasi, ia menuturkan bahwa dirinya hanya khawatir jika forum diskusi tersebut disusupi pihak asing, tukasnya.