Profile

Lia Aminuddin

Tempat Lahir : Surabaya

Tanggal Lahir : 21/08/1947


Description

Lia Aminuddin atau yang dikenal Lia Eden merupakan sosok fenomenal yang sempat menggegerkan Indonesia dengan ajaran agama barunya. adalah pemimpin kelompok kepercayaan bernama Kaum Eden. Pada awalnya dia adalah seorang ibu rumah tangga yang menempuh pendidikan hanya sampai jenjang SMA dan sebelumnya mempunyai profesi sebagai perangkai bunga bahkan pernah mempunyai acara tampilan khusus mengenai merangkai bunga di TVRI. Lia menganggap dirinya sebagai menyebarkan wahyu Tuhan dengan perantara Jibril, dia juga menganggap dirinya memiliki kemampuan untuk meramalkan kiamat. Dia juga telah mengarang lagu, drama dan juga buku sebanyak 232 halaman berjudul, "Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir" yang ditulis dalam waktu 29 jam. Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi Isa. Pemahaman yang dibawa oleh Lia ini berhasil mendapat kurang lebih 100 penganut pada awal diajarkannya. Penganut agama ini terdiri dari para pakar budaya, golongan cendekiawan, artis musik, drama dan juga pelajar. Mereka disebut sebagai pengikut Salamullah. Lia mendirikan agama baru. Lia meracik agamanya dengan sejumlah ajaran dari agama lain. Sebagiannya diambilkan dari Alquran, dan sebagian yang lain dari Injil dan Taurat. Dia mengkompilasi Islam, Kristen, dan Yahudi dalam satu chapter. Dia pun menggunakan nama-nama mitis yang lazim dipakai agama-agama Timur Tengah tersebut seperti Jibril, Ruhul Kudus, Bunda Maria, Yesus Kristus, dan sebagainya. Ibu empat anak ini bertutur, sejumlah ayat Al-quran turun kembali ke haribaannya. Dia menyerap dan meratifikasi ayat-ayat dalam Injil. Merujuk pada Alkitab surat Wahyu 12: 1 misalnya, Lia mengaku sebagai reinkarnasi Bunda Maria. Dia juga mengutip ayat dalam Veda dan dalam Dhammapada untuk mengukuhkan eksistensinya. Dalam periode ini, Lia seakan hendak menegaskan bahwa apa yang dibawanya bukan sesuatu yang baru. Dia dan ajarannya merupakan kelanjutan logis dari ajaran para nabi dan pendiri agama sebelumnya. Meski pernah dipenjara dua kali, Lia mengaku tak pernah kapok dan tetap bertahan pada keyakinan yang dianutnya.