Pria kelahiran Tobea, 12 Maret 1961 telah menyelesaikan studi S-1 di IKIP Jakarta (1981-1985). Mengambil studi Leadership for Environment and Development Programme (setara S-2) yang diselenggarakan di Jakarta, ia lanjutkan di Costa Rica, dan Okinawa (1995-1997). Program S-2 dan S-3 ia selesaikan di UI Jakarta (1991-2002).
Menurutnya DPD adalah wadah perjuangan aspirasi dan kepentingan daerah dalam proses pengambilan kebijakan di tingkat nasional.
Selain itu lembaga tersebut juga sebagai wadah untuk memperjuangkan terselenggaranya pemerintahan nasional yang baik dan berorientasi pada daerah untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, pelayanan publik dengan pemda yang bersih. Juga menjadi wadah baru yang perlu diciptakan pencitraannya yang bersih.
La Ode Ida da merupakan anggota DPD yang kembali mewakili provinsi Sulawesi Tenggara dalam pemilu 2004. Ia menempati urutan pertama dan pada pemilu 2009 lalu kembali menempati urutan pertama dan menangguk sebanyak 15.6177 suara.
Bulan Februari 2012 lalu, ia berdiskusi dengan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq yang melaporkan soal Kalteng, fakta yang sebenarnya pengepungan pesawat FPI di bandara dan ini adalah tindakan pidana.
FPI menuding Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang sebagai oknum di balik aksi penghadangan anggota FPI oleh ratusan warga suku Dayak di Bandar Udara Cilik Riwut, Palangkaraya.
Sebagai anggota DPD, dia menampung segala keluhan yang disampaikan oleh organisasi masyarakat tersebut.