Sebelum menjabat menjadi Menteri Riset dan Teknologi periode 2004-2009, Kusmayanto Kadiman adalah Rektor dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia dipercaya menjabat Menristek setelah melakukan diskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat ia menyatakan kesiapan menjadi menteri, Kusmayanto berpendapat bahwa jabatan menteri adalah suatu amanah yang lebih besar daripada jabatan rektor yang tengah ia pegang. Maka dia pun siap melepas jabatan rektor ITB bila dipercaya SBY menjadi salah seorang menteri dalam kabinetnya.
Saat mendapatkan telepon undangan wawancara ke Cikeas, dia menganggap telepon tersebut iseng dan bercanda. Terlebih lagi, nomor yang masuk ke dalam teleponnya adalah private number. Maka, dia pun sempat menanggapi telepon undangan itu dengan nada bercanda.
Kusmayanto mendapatkan gelar Sarjana di Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung pada tahun 1977 dan memperoleh gelar doktor dalam bidang Systems Engineering dari Australian National University pada tahun 1988.
Pada tahun 1998-2000 Kusmayanto menjabat sebagai Sekretaris Rektor ITB Bandung Bidang Kerja Sama. Ia merupakan pendiri dan pelaksana harian Program Studi S-2 bidang Instrumentasi dan Kontrol Teknik Fisika ITB. Menjadi pengajar mata kuliah Ilmu dan Rekayasa Kontrol, ITB Bandung ia jalani sejak tahun 1980. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Komputer PIKSI, di kampus yang sama.
Kusmayanto juga pernah terlibat pada usaha memacu perkembangan teori kontrol dan instrumentasi dan teknologi perangkat lunak di sejumlah perguruan tinggi. Pada tahun 1991, ia dianugerahi penghargaan sebagai dosen teladan yang telah mencetak sarjana – sarjana unggul. Ia pun pernah di anugerahi penghargaan Officier dans l’Ordre des Palmes Academique oleh Pemerintah Perancis pada tahun 2005.
Ketika masih menjabat sebagai menteri dan mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), ia tidak merasa gengsi untuk menulis di beberapa surat kabar. Beberapa tulisannya yang sudah dimuat di surat kabar tergolong mudah dipahami dengan bahasa ringan, meskipun pembahasannya seputar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Dengan tulisan dan jurnal yang dibuat, ia berharap banyak dari ilmuwan dan pakar Indonesia mau mengikuti jejaknya. Menyampaikan ilmu yang dikuasai dan bisa disosialisasikan dengan mudah ke masyarakat secara luas.
Ia menikah dengan seorang wanita dambaan, Dr. Sri Sumarni dan dianugerahi dengan tiga orang anak. Dua di antaranya putra, Nuki H. Kadiman dan Didong G. Kadiman serta seorang putri, Tantri I. Kadiman.