Berawal dari sebuah gubuk panggung, Jamil Azzaini meniti hidup bersama keluarga dengan kehidupan yang bisa dikatakan jauh dari kata wajar. Di depan rumahnya terpapar sungai yang setiap harinya digunakan sebagai mandi dan sumber lauk pauk keluarganya. Miskin memang bukanlah pilihan yang dikehendaki setiap orang, tapi bagaimana seseorang itu menyikapi keadaannya adalah yang terpenting.
Lahir di Kutoarjo, 9 Agustus 1968, Jamil kecil bertekad untuk mengeluarkan keluarganya dari garis kemiskinan. Cacian dan hinaan kerap kali diterima sejak ia masih kecil. Tak hanya Jamil, ayahnya pun merasakan hal yang sama. Ayahnya mendapatkan cacian saat hendak meminjam uang untuk biaya kuliah Jamil di IPB pada orang terkaya yang ada di kampungnya.
Alih-alih uang pinjaman yang didapat, ayah Jamil malah mendapatkan cacian yang mengatakan bahwa orang miskin sudah pasti tak bisa kuliah. Semakin kuat semakin yakin dengan tekadnya yang ingin menjadi kerang mutiara, Jamil akhirnya berhasil menempuh jenjang kuliahnya hingga strata dua.
Bahkan ia bisa melampaui cita-citanya sejak kecil yakni menjadi insinyur pertanian. Tak hanya menjadi seorang insinyur pertanian, Jamil pun menjadi inspirator yang banyak menginspirasi jutaan orang melalui gerakan Sukses mulia yang berhasil ia kembangkan. Juga menjadi konsultan perusahaan-perusahaan berkelas.
Bercita-cita besar disertai usaha memang diwajibkan. Begitu pula Jamil yang berhasil mewujudkan mimpinya melalui tiga hal, yaitu bintang terang, lingkungan positif, dan berani ambil resiko. Melalui tiga hal tersebut, founder PT Kubik Kreasi Sisilain ini nyatanya berhasil meraih apa yang diimpikan. Bintang terang ia menyebutnya bahwa cita-cita harus bisa dicapai. Lingkungan positif adalah lingkungan yang mendukung untuk meraih cita-cita tersebut.
Jika lingkungan negatif dan tidak mendukung, maka segera tinggalkan dan beralihlah pada lingkungan yang lebih positif yang dapat memotivasi dalam meraih mimpi. Sedangkan berani mengambil resiko justru mengajarkan bahwa kita harus tahu bagaimana berkelit dan menghindari diri dari kegagalan.
Rupanya tiga hal tersebut adalah hal yang mendasar bagi kehidupan ayah dari empat anak ini hingga kini. Namun, selain itu, suami dari Dwiani Juliastuti dan Sofie Beatrix ini juga menyarankan tip sukses lainnya sebaiknya diawali dari menuliskan proposal hidup.
Ia menyarankan pada setiap audiens untuk terus menuliskan proposal hidup setiap tahunnya yang nantinya akan berguna bagi masa depan. Jamil mengaku bahwa dengan menuliskan apa yang menjadi cita-citanya, maka kita dapat membacanya sewaktu-waktu, tidak seperti jika kita hanya berangan-angan. Hal inilah yang menjadikan sebuah motivasi tersendiri bagi masing-masing orang.
Menjadi seorang inspirator dan motivator muda, April 2011 lalu nama Jamil muncul di salah satu portal berita online yang menyatakan bahwa Jamil bahagia dengan poligami. Barang kali terlalu mengejutkan, namun, pada kenyataannya, Jamil mengaku telah berpoligami sejak tahun 2007.
Diminta berkomentar, Jamil menuturkan bahwa sebanyak 95% ia merasa bahagia dan hanya 5% masalah rumah tangga yang biasa terjadi. Lebih lanjut penulis buku Makelar Rezeki ini menyatakan bahwa kunci dari berpoligami adalah dapat mendidik dan memberi yang terbaik, selain adil tentunya.