Awal Maret lalu, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengumumkan adanya perombakan habis-habisan pada jajaran direksi BUMN perkebunan. Seluruh jajaran direksi diganti dan salah satu imbasnya mengenai seorang mantan Komisaris PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI), Ismed Hasan Putro yang juga merupakan mantan dari anak buah Dahlan Iskan saat bekerja sebagai wartawan di perusahaan media cetak milik Dahlan, Jawa Pos.
Menariknya, saat acara serah terima jabatan direksi baru RNI, pria yang akrab disapa Ismed ini terlihat santai mengenakan kemeja putih dengan celana bahan hitam ditambah sepasang sepatu kets, jauh dari kesan formal. Ketika ditanya alasan, ia mengaku bahwa kesehariannya memang tak jauh dari model pakaian seperti yang dikenakan saat sertijab. Ismed yang berulang tahun setiap tanggal 15 Januari ini menjelaskan bahwa RNI yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, alat kesehatan, perdagangan, dan distribusi, memiliki banyak sekali anak usaha. Jadi, dengan mengenakan sepatu kets, ia mengaku lebih gesit mengayunkan langkahnya saat mengunjungi pabrik-pabrik tersebut.
Dikenal sebagai sosok pekerja keras, banyak orang yang percaya bahwa di tangan Ismed, RNI akan menjadi semakin maju. Seperti yang ia katakan bahwa ia akan melakukan pembersihan "lemak" sesuai keyakinannya bahwa ia bisa menjaga stabilitas, kesehatan, dan memajukan RNI.
Dia menerima jabatan tersebut karena mendapatkan tantangan di sini, dan ini menarik. Dia tahu masalahnya. Ketika Ismed bisa mengeksekusi dan mengimplementasikan solusi. Dia punya visi, integritas, dan moral yang selama ini saya jaga. Dan dia tidak mau mengotori itu.
Tak hanya itu, ia juga berencana menghapus semua biaya SPJ untuk semua holding dan akan mengubah budaya RNI menjadi budaya korporasi bukan institusi seperti yang ada selama ini. Sebagai seorang wirausaha yang berpengalaman, Ismed mengaku bahwa RNI mampu menjadi korporasi yang berkontribusi kuat melalui pajak dan devidennya. Ia menambahkan bahwa dirinya akan meningkatkan kinerja pabrik-pabrik perseroan yang berada di naungan RNI.
Barang kali Ismed pengagum berat Dahlan Iskan yang sempat menjadi majikannya dan banyak memberikan ilmu, hal itu terlihat dari visinya yang tidak akan memakai fasilitas direktur. Ia menambahkan bahwa semua direksi juga sepakat tidak akan menggunakan fasilitas direksi.