Irwandi Yusuf adalah salah satu mantan pentolan Gerakan Aceh Merdeka. Saat ini dia menjabat sebagai Gubernur Propinsi Aceh. Dia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri, Mohammad Ma’ruf, di hadapan 67 anggota DPR Aceh.
Irwandi sudah tertarik dengan ilmu pertanian semenjak belia. Setelah tamat sekolah diniyah (sekolah dasar), dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree. Irwandi kemudian kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh. Dua tahun setelah lulus, dia menjadi dosen di sana hingga tahun 2006. Pada tahun 2003, Irwandi mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 di College of Veterinary Medicine State University di Oregon, Amerika Serikat.
Irwandi yang merupakan salah satu perintis berdirinya lembaga swadaya Flora dan Fauna Internasional dan pernah bekerja di Palang Merah Internasional ini bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 1998 dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM hingga tahun 2001.
Karena tindakan ini, Irwandi pun berurusan dengan pihak keamanan dan ditangkap pada tahun 2003. Irwandi lalu divonis 9 tahun dalam kasus makar. Tragedi tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 melepaskan dirinya dari penjara Keudah, Banda Aceh. Ia lalu melarikan diri ke Finlandia.
Banyak orang yang mengira Irwandi menjadi salah satu korban tsunami, padahal dia dipercaya petinggi GAM di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Pada saat rapat pertama di Aceh Monitoring Mission, Irwandi tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh.
Ketika sempat diwawancarai oleh majalah Tempo, Irwandi mengaku sangat terpengaruh dengan buku Singa Aceh. Kisah kepahlawanan tokoh-tokoh Aceh di masa kerajaan itu membuatnya amat terpesona dan mendorongnya untuk masuk ke Gerakan Aceh Merdeka alias GAM.
Setelah pada akhirnya tidak lagi menjadi aktivis GAM, Irwandi mencalonkan diri menjadi kepala daerah di Aceh dan berhasil menjabat sebagai kepala daerah untuk periode 2007-2012.
Pada 11 Januari 2007 silam, Irwandi sempat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden di Jakarta. SBY saat itu didampingi oleh Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, dan Menko Kesra Aburizal Bakrie, sementara Irwandi didampingi wakilnya dan Plt Gubernur NAD, Mustafa Abubakar.
Sebelumnya, Irwandi juga sempat bertemu dengan Menko Polhukam dan Mendagri Muhammad Ma’ruf. Selain itu, Irwandi juga bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pada kesempatan itu, Irwandi mengungkapkan agar komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi diragukan karena sudah tertera jelas dalam Nota Kesepahaman Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005.