Irna Narulita adalah calon Wakil Gubernur Banten yang berpasangan dengan Walikota Tangerang Wahidin Halim di pemilukada Banten pada Oktober 2011 yang lalu. Irna harus berusaha keras menyaingi lawan politiknya yaitu Ratu Atut-Rano Karno dan Jazuli Juwaini-Makmun Muzzaki walaupun akhirnya ia harus menelan kekalahan setelah Ratu Atut-Rano Karno memenangkan pemilukada untuk masa jabatan 2012-2017.
Pasangan Wahidin Halim dan Irna Narulita ini sebelumnya digadang-gadang menjadi rival terkuat Ratu-Rano, namun popularitas keduanya merosot tajam dan hanya diusung oleh satu partai, yaitu Demokrat. Bahkan, partai tempat Irna bernaung, PPP, tidak memberikan dukungannya karena memutuskan untuk mengusung pasangan Jazuli-Makmun. Ditambah lagi, Wahidin-Irna ditengarai terlibat kasus 'kampanye hitam' yang telah ditangani oleh pengawas pemilu. Pasangan nomor urut 2 ini menggunakan majalah "Tiro" sebagai media kampanye hitam yang kantor percetakannya kemudian digrebek masa. Selain itu, pasangan ini menayangkan iklan sosialisasi kota bersih Wahidin Halim yang ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta saat debat kandidat Cagub dan Cawagub yang dinilai tidak layak disiarkan karena berbau kampanye. Kasus ini juga akhirnya harus ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.
Beberapa pihak memprediksi bahwa bergabungnya Irna dengan kubu Wahidin tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada perolehan suara, sebab Irna diperkirakan akan menyumbangkan banyak suara dari daerah asalnya saja, yaitu Pandeglang walaupun Wahidin sendiri sangat berpotensi mendapatkan banyak suara mengingat pada pemilihan Walikota Tangerang ia mendapatkan suara terbanyak dan berhasil menang mutlak.
Irna adalah istri dari mantan Bupati Pandeglang, Dimyati Natakusuma, yang sempat terlibat kasus suap pencairan pinjaman daerah Pemkab Pandeglang ke Bank Jabar Banten sebesar Rp 200 miliar. Sang suami harus diproses Kejaksaan Tinggi Banten terkait dugaan korupsi penggunaan dana tersebut.