Nama Idrus Marham sudah sangat akrab di dunia perpolitikan negara Indonesia. Pria yang juga sangat aktif di dunia akademik ini sering dianggap sebagai simbol perubahan dalam tubuh Partai Golkar. Hanya saja, anggapan tersebut tidak melulu menjadi kesan kosong belaka. Banyak hal yang membuat sosok Marham sebagai pribadi penuh kualitas dan prestasi, baik di bidang akademik hingga, tentunya, politik seperti fakta bahwa mantan Pembantu Rektor III Universitas Islam Attahiriyah adalah Sekjen PPAMPG pertama yang berasal dari kalangan sipil.
Komitmennya untuk memajukan sistem demokrasi di Indonesia terbukti dalam disertasinya yang diberi tajuk 'Demokrasi Setengah Hati: Studi Kasus Elite Politik di DPR RI 1999-2004'. Dalam bahasannya, Marham menyatakan bahwa kehadiran elit politik di DPR, pun setelah melalui proses pemilu yang demokratis, tidak serta-merta memunculkan berbagai ide dan kebijakan yang mendorong terjadinya perubahan ke arah rezim demokratik. Atas cakupan, bahasan dan manfaat disertasi yang mengesankan tersebut, tidak heran suami Ridho Ekasari ini berhasil meraih predikat cumlaude sekaligus menjadi doktor ke-1019 yang dicetak oleh UGM.
Kedalaman pahaman politis yang dibangun Idrus Marham memang bukan tanpa kerja keras dan proses belajar yang berkelanjutan. Minatnya di bidang keorganisasian sudah tampak sejak politisi yang pernah meraih predikat Dosen Terbaik di Universitas Islam Attahiriyah ini duduk di bangku sekolah. Marham, yang lahir kota Pinrang, Sulawesi Selatan, sudah tercatat aktif di berbagai organisasi pelajar seperti OSIS, Senat Mahasiswa, Dewan Mahasiwa, Pelajar Islam Indonesia (PII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), serta Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII). Di samping itu, pengalaman keorganisasian dan perpolitikan Marham juga diperkaya dengan berbagai kegiatan yang diikuti dalam tubuh Generasi Muda Kosgoro, Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) serta Karang Taruna.
Karir politik nasional Idrus Marham dimulai sesaat setelah terpilih sebagai Anggota MPR-RI melalui Pemilu 1997 dan berlanjut hingga menjadi anggota DPR/MPR RI periode 2009 - 2014. Nama mantan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) periode 2002-2005 serta Wakil Pemuda Dunia pada 2005 ini banyak menjadi sorotan media saat berkiprah dalam keanggotaan Panitia Khusus Angket Century pada 2009 - 2010 lalu. Tak urung, masyarakat sempat meragukan komitmennya dalam mengungkap kasus yang banyak melibatkan para petinggi publik di Indonesia. Beberapa waktu lalu, nama Idrus Marham kembali membuat kejutan publik ketika mengumumkan pengunduran dirinya dari Senayan dengan alasan memilih fokus bekerja bagi partai menjelang penyelenggaraan Pemilu 2014.