Profile

Hendardji Soepandji

Tempat Lahir : Semarang

Tanggal Lahir : 10/02/1952


Description

Hendardji Soepandji dikenal sebagai jenderal purnawirawan bintang dua. Dia pernah menjabat Asisten Pengamanan KASAD sera sejumlah jabatan penting lainnya. Hendrardji dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang agamis, dikenal sebagai tentara yang jujur dan tidak neko-neko. Memulai karir tentara sebagai siswa lulusan AKABRI 1974, karir pria yang akrab disapa Hendardji ini perlahan-lahan kian cemerlang. Namanya mulai dikenal masyarakat ketika ia menjabat sebagai Dan Pom Dam Jaya, tahun 1997-1999, saat itu ia berhasil menguak para penimbun sembako yang merajalela akibat krisis moneter yang kala itu melanda Indonesia. Tak hanya itu, ia juga aktif dalam menangani beberapa kerusuhan yang ada di tahun 1998 salah satunya adalah ia ikut menyelamatkan suku Ambon yang terlibat amuk massa di jalan Ketapang, Jakarta dan turut serta dalam mengamankan keamanan pada saat kerusuhan Mei merebak yang saat itu menimbulkan korban jiwa. Lain lagi saat anak keempat dari enam bersaudara ini menjabat sebagai Wadan Puspomad tahun 2002-2006. Saat itu, ia berhasil membuktikan kasus penembakan warga Amerika yang terjadi di Timika adalah OPM pimpinan Antonius Wamang setelah sebelumnya Polri sempat menuduh bahwa oknum TNI lah yang merupakan pelaku penembakan tersebut. Di jabatan yang sama, ia pun juga berhasil menguak kasus illegal logging yang pada tahun 2005 tengah merebak di Papua. Ia melakukan penangkapan terhadap aparat yang terlibat dalam kasus pembalakan liar tersebut. Pensiun dari tugas kemiliteran dengan jabatan terakhir sebagai Aspam Kasad, suami dari dr. Ratna Rosita, MPHM ini belakangan sering muncul di media massa. Bukan tanpa alasan tentunya, karena adik dari Hendarman Soepandji ini merupakan salah satu calon Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 yang mencalonkan diri bersama Ahmad Riza Patria melalui jalur independen. Laiknya pasangan cagub yang lain, pasangan tersebut menunjukkan visi misinya yang berjanji akan merevitalisasi kawasan Jakarta dengan penambahan ruang terbuka hijau seluas 30% dari luas wilayah Jakarta. Tak hanya itu, pasangan ini juga berencana akan menjadikan wilayah Jakarta Utara menjadi water front city dan wilayah Jakarta Selatan sebagai barrier eco system yang mana kesemuanya berujung pada pengurangan jumlah dan titik-titik yang rawan banjir.