Profile

Hasto Kristiyanto

Tempat Lahir : Yogyakarta

Tanggal Lahir : 07/07/1966


Description

Ir. Hasto Kristiyanto, MM. merupakan mantan anggota DPR RI periode masa jabatan tahun 2004-2009 dari fraksi PDIP. Saat itu, dia duduk di Komisi VI yang menangani permasalahan seputar Perdagangan, Perindustrian, Investasi dan Koperasi. Hasto Kristiyanto yang lahir Yogyakarta pada tanggal 07 Juli 1966 ini sudah tertarik dengan dunia politik sejak masih duduk di bangku SMA. Selama bersekolah di SMA Kolese de Britto Yogyakarta, dia sering sekali membaca buku politik. Setelah menyelesaikan sekolahnya di SMA de Britto, Hasto melanjutkan studinya di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada tahun 1991, Hasto berhasil menyelesaikan kuliahnya dan lulus dengan gelar insinyur. Selama masih berstatus mahasiswa, Hasto mulai aktif mengikuti kegiatan organisasi, dia bahkan sempat menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Dari sinilah, Hasto semakin mantap untuk terjun ke kancah politik. Hasto mengakui, bahwa niatnya yang bulat untuk terjun ke dunia politik tak lepas dari campur tangan gereja. Bagi Hasto, sosok gereja juga sangat berperan atas pembentukan dirinya melalui kaderisasi dan bimbingan seorang pastor. Bahkan, hingga kini, Hasto masih melakukan bimbingan rohani dengan Pastor Herman Joseph Suhardiyanto SJ. Hasto kemudian memutuskan untuk menjadi anggota partai Perjuangan Demokrasi Indonesia. Bersama partai inilah, Hasto kemudian terpilih untuk menjadi anggota DPR RI untuk periode 2004-2009 dari daerah pemilihan Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Jawa Timur. Dia tahu persis bahwa mayoritas konstituennya tinggal di pedesaan. Sewaktu menjadi anggota DPR, Hasto menolak beberapa RUU. Di antaranya, RUU Free Trade Zone Kawasan Batam. Di balik RUU itu, menurutnya, terdapat kepentingan perusahaan-perusahaan besar yang ingin berinvestasi di wilayah itu. Namun, RUU tetap diproses hingga menjadi Undang-Undang. Ia pun pernah ditawari tanah, uang, dan kedudukan untuk memuluskan suatu kebijakan. Misalnya saat pembahasan RUU penanaman modal, pembahasan impor beras, lelang gula ilegal, pemberian konsensi minyak Blok Cepu Exxon. Sayangnya, keanggotaannya di DPR RI berakhir di tahun 2009 karena dia mengalami kegagalan dalam pemilihan umum tahun 2009. Bagi Hasto sendiri menjadi politikus politisi adalah jalan pengorbanan. Ia menjadi pengajar dan motivator di internal partai. Dalam seminggu, ia menghabiskan lima hari untuk partai, sehari untuk keluarga, dan sisanya bersama rekan-rekannya. Menurut Hasto, politisi memang diukur dari keputusan yang diambil. Dalam keputusan itu, harus ada keberpihakan, khususnya pada mereka yang dimiskinkan oleh sistem yang tidak adil.