tingkat atasnya di SMA Canisius College. Lalu pada tahun 1960’an, setelah mencicipi menjadi mahasiswa di ITB, dia melanjutkan kuliahnya Tokyo University of Agricultural and Technology, Jepang, karena mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di sana. Di Jepang, dia juga belajar bermacam-macam ilmu bela diri seperti kempo dan semangat bushido. Sepulangnya ke tanah air, ia merintis karir dengan bekerja sebagai tentara dan pada tahun 1968, dia sudah berpangkat kapten. Lalu dipindahtugaskan ke Sekretariat Negara. Disana dia menjabat sebagai Kepala Bagian Penelitian Biro Analisa dan Perundang-undangan.
Karirnya yang terjun ke dalam dunia militer semakin cerah ketika pada tahun 1976, ia mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Asisten Sekretaris Negara untuk Urusan Administrasi Pemerintahan. Sebelum penunjukan tersebut, dia belajar terlebih dahulu di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi di Lembaga Administrasi Negara (LAN) sejak tahun 1970.
Bermacam-macam pekerjaan prestisius yang menyangkut birokrasi sudah pernah ia alami, misalnya sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ke-5 dan sebagai Menteri Pertambangan dan Energi Republik ke-8 dibawah masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Di sisi lain, Ginandjar mempunyai hobi menyelam dan golf. Ketika menjadi Menteri Pertambangan dan Energi, setiap hari Sabtu ia menghabiskan akhir pekannya di sekitar perairan Kepulauan Seribu untuk diving. Untuk menjaga kesegaran tubuhnya, ayah empat anak ini memiliki "falsafah tombol listrik." Artinya, dihidupkan untuk mencurahkan seluruh daya dan pikiran jika sedang menyelesaikan pekerjaan, dan dimatikan untuk dialihkan ke yang lain setelah selesai. Maksudnya, pada saat istirahat ia mengaku tak lagi memikirkan pekerjaan sama sekali.