Fahmi Idris adalah seorang politikus dan pengusaha kelahiran Jakarta. Ia memulai karir di dunia politik sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selama masa kuliahnya, ia sempat menjabat beberapa jabatan penting kemahasiswaan, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Arief Rachman Hakim (1966-1968).
Fahmi Idris tidak melanjutkan kuliah ekonomi di Universitas Indonesia, karena ia lebih tertarik pada dunia bisnis. Bakat wirausahanya ia warisi dari ayahnya, Haji Idris, yang berprofesi sebagai pedagang. Walaupun kemudian dia melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi Extension UI dan pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager (1973).
Tahun 1967 ia mulai merintis usaha yang ia bangun sendiri. Pada tahun 1969, bersama rekan-rekannya dari anggota Eksponen 66, ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada tahun 1979, ia menjadi pimpinan Kodel (Kongsi Delapan) Grup, yaitu sebuah perusahaan konglomerasi yang ia dirikan bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang; agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga perhotelan.
Pada tahun 1980-an perusahaan ini dipandang sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia. Bisnis perhotelan yang dikelola Fahmi Idris tidak hanya berjaya di dalam negeri, namun juga merambah ke kawasan elit Amerika, Beverly hills, California. Di kawasan itu, Fahmi mempunyai sebuah hotel yang dinamakan Regent Beverly Whilshire.
Selain berkecimpung dalam bidang bisnis, Fahmi tidak bisa meninggalkan ambisinya di bidang politik. Fahmi bergabung dengan partai Golkar pada tahun 1984. Ia memilih Partai Golkar karena mempertimbangkan adanya kesamaan persepsi dalam aspek kemanusiaan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Partai berlambang pohon beringin ini. Periode 1998-2004, ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta.
Pada periode yang sama, ia dilantik menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ia sempat dikeluarkan secara tidak hormat dari Partai Golkar karena ia menentang keputusan hasil Rapat Pimpinan Partai yang mendukung calon kepemimpinan Megawati-Hasyim Muzadi. Alih-alih, ia mendukung pasangan SBY-JK. Setelah pasangan ini terpilih, namanya direhabilitasi dan kembali dibawa JK masuk ke dalam keanggotaan elit partai Golkar. Fahmi juga ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet SBY. Namun ia akhirnya di-reshuffle sehingga ia menjadi Menteri Perindustrian.
Kesuksesan Fahmi dalam dunia bisnis dan politik tidak lepas dari peran istri yang setia mendukungnya, yaitu Kartini Hasan Basri. Dari pernikahannya bersama Kartini, Fahmi dikaruniai dua orang putri, yaitu Fahira Fahmi Idris dan Rina Fahmi Idris. Kedua putrinya mengikuti jejak Fahmi menjadi pengusaha yang juga sama-sama sukses di bidang bisnis.