Dino Patti Djalal adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sejak tahun 2000 hingga saat ini. Selain itu, ia juga merupakan seorang aktivis muda, akademisi dan juga penulis buku best seller nasional.
Dino, begitu sosoknya sering disapa, lahir pada 10 September 1965 di wilayah Beograd, Yugoslavia. Putera daru Hasyim Djalal, seorang diplomat ternama Indonesia, ini juga mengikuti jejak sang ayah dengan menjadi diplomat yang tak kalah pamor dengan ayahnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Jubir P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur) ini menempuh pendidikan pertamanya di SD dan SMP Al Azhar serta McLean High School di Amerika Serikat. Tuntas dari pendidikan dasar, Dino lalu menempuh S1 di Carleton university, Kanada, S2 di Simon Frazer University, Kanada dan gelar doktor bidang Hubungan Internasional di London School for Economic and Political Science di Inggris.
Ayah tiga anak ini pertama menjejakkan kakinya di dunia politik pada tahun 1987 dengan bergabung dalam Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Ia juga pernah ditugaskan ke Dili, London dan Washington DC sebelum ditunjuk menjadi Direktur Hubungan Politik Amerika Utara pada tahun 2002.
Tak jarang Dino ditunjuk menjadi perwakilan Indonesia dalam berbagai pertemuan penting dalam skala Internasional. Salah satunya adalah acara 'the Leaders Network in Support of United Nations Reform' di tahun 2005 serta saat ia mewakili presiden SBY dalam pertemuan '100 Most Influential Persons in the World' oleh majalah Times di New york bulan Mei 2009 lalu.
Sebagai seorang politisi sekaligus diplomat, Dino Patti Djalal juga menelurkan berbagai karya baik berupa artikel domestik maupun media internasional. Ia juga telah menyelesaikan 5 buah buku; 'The Geopolitics of Indonesia's Maritime Territorial Policy', 'Transforming Indonesia', 'Indonesia on the Move', 'Harus Bisa!' dan buku yang diterbitkan tahun 2009 yang berjudul 'Energi Positif'.