Sosok Dr. Ir. Ciputra adalah seorang insinyur dan pengusaha properti terkemuka dari Indonesia. Ayah empat anak ini dikenal sebagai pengusaha super-sukses melalui berbagai kelompok perusahaan yang dibidani sendiri maupun bersama para rekannya.
Pada usia ke-12 tahun, lelaki keturunan Tionghoa ini harus kehilangan ayahnya yang meninggal dalam tahanan pendudukan Jepang. Alih-alih berduka terlampau dalam, Ciputra justru melihat peristiwa tersebut sebagai cambuk untuk memotivasi diri sendiri dengan menempuh pendidikan di pulau Jawa. Dan benar saja, sekitar 1957 atau saat masih duduk di bangku kuliah Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Bandung, pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah ini telah merintis usaha biro arsitek, PT Daya Cipta, bersama dua sejawatnya, Ir. Ismail Sofyan dan Ir. Budi Brasali. Salah satu kontrak penting yang memuluskan jalan Ciputra pada dunia bisnis pengembang di Indonesia adalah kesempatan untuk menangani proyek gedung bertingkat di Banda Aceh.
Menamatkan pendidikan tingkat sarjana dari ITB pada 1960, pria bernama asli Tjie Tjin Hoan ini mulai peruntungan di Jakarta. Perusahaan yang dirintis bersama beberapa rekannya, PT Perentjaja Jaja IPD, berhasil mengamankan proyek pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan Senen. Bahkan proposal untuk proyek tersebut, diajukan kepada Gubernur Jakarta saat itu Dr. R. Soemarno, diterima dan ditindaklanjuti atas pertimbangan langsung Presiden Soekarno dan berujung pada berdirinya PT Pembangunan Jaya yang 40% dari sahamnya dimiliki oleh Pemda DKI.
Di bawah bendera perusahaan yang sama dan pasca proyek pusat perbelanjaan di kawasan Senen, nama Ir. Ciputra semakin kokoh dikenal sebagai 'pakar pengembang' yang banyak menangani berbagai kawasan elit di wilayah Indonesia. Beberapa mega-proyek ditangani perusahaan besutan tokoh penerima berbagai penghargaan dunia bisnis tersebut seperti pembangunan Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jay.
Juga di bawah tangan dingin Ciputra, kelompok perusahaan Grup Jaya yang didirikan pada 1961, saat itu dengan modal sekitar Rp 10 juta, kini telah mampu memiliki total asset senilai Rp. 5 trilyun. Dan pengusaha kelahiran 1931 ini mengendalikan 5 kelompok usaha yang bergerak di sektor properti yaitu Jaya Group itu sendiri, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development.
Ciputra dan kelompok perusahaan pengembangnya telah menangani sekitar 11 proyek perkotaan elit termasuk Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, Citra Raya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, dan kota baru Westlake City yang berlokasi di Vietnam.
Di samping pengusaha, nama Ir. Ciputra juga dikenal sangat aktif dalam bidang sosial utamanya terkait pendidikan kemasyarakatan. Pendiri Sekolah dan Universitas Ciputra ini terlibat aktif dalam lebih dari 10 yayasan yang bergerak di bidang pembinaan olahraga, pendidikan, seni hingga budaya, seperti pendirian Ciputra Art Gallery, Museum and Theater.
Alhasil, tidak mengherankan jika kiprah dan sumbangsih Ciputra dalam bidang pengembangan properti di Indonesia diabadikan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui dua rekor sekaligus: sebagai wirausahawan peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan sebagai penyelenggara pelatihan kewirausahaan terbanyak khususnya kepada para dosen di Indonesia, yakni sekitar 1600 dosen yang disampaikan melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC).