Profile

Captain Anthon Sihombing

Tempat Lahir : Tapanuli Utara

Tanggal Lahir : 28/02/1952


Description

Dr Anton Sihombing adalah anggota komisi IV DPR RI. Anton lahir di Tapanuli Utara, 28 Februari 1952. Dia merupakan alumni Akademi Ilmu Pelayaran dan S-3 Universitas Satyagama. Anton pernah menjadi Ketua KAPPI dan Himpunan Pelajar Swadiri Siantar (1967-1968) dan Ketua Pengurus Pelaut Indonesia di Eropa yang berkedudukan di Hamburg. Di Golkar ia menjadi koordinator lapangan (1971) dan jurkam (1998-2008). Kemudian, Wakil Ketum dan Ketum Depipus Baladhika Karya (1998-2000 dan 2002-2008) serta Wakil Sekjen Depinas SOKSI. Sebagai anggota Komisi IV DPR, dia aktif berkiprah di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, dan perikanan. Sosoknya bisa disebut penyambung lidah rakyat kecil, khususnya di Sumatera Utara. Sebab, anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golkar ini, rajin turun ke bawah, terutama di daerah pemilihan (dapil)-nya untuk menyapa, bercengkerama, menampung aspirasi dan memperjuangkannya di parlemen. Meski berada di Komisi IV, dia bisa mendesak Kapolri atau aparat hukum yang lain untuk menindak tegas pelaku kejahatan kehutanan yang bermain di wilayah Sumut. Biasanya, desakan disampaikan lewat Menhut saat rapat dengar pendapat. Di forum tim terpadu pemberantasan kejahatan kehutanan yang berada di bawah naungan Menko Polhukam, Menhut bisa membahas masukan dari Komisi IV untuk melakukan penindakan. Menyejahterakan rakyat adalah obsesi anggota Fraksi Partai Golkar tersebut. Mantan anggota Komisi III DPR (2002-2004) ini aktif berinteraksi dengan Ketua DPP Partai Golkar Titiek Soeharto yang membidangi kesra (tani dan nelayan). Ketua Umum Sihombing-Nababan se-Indonesia ini dikenal sangat peduli daerah pemilihannya yang didominasi kaum petani dan perkebunan sawit imigran dari Pulau Jawa. Selain masalah kehutanan, masalah perkebunan juga dia jadikan akan menjadi prioritas saat rapat kerja dengan menteri pertanian. Lagi-lagi, keprihatinan dia selalu berangkat dari pengamatannya terhadap kehidupan rakyat di tingkat bawah. Para petani di daerah Sumut, katanya, hidupnya miskin. Hasil pertanian yang melimpah, hanya membuat para pedagang kaya raya.