Candra Wijaya adalah pemain bulu tangkis profesional Indonesia. Ia bermain untuk ganda putra maupun ganda campuran. Pemain bulu tangkis binaan klub Jaya Raya Jakarta ini adalah salah satu pemain ganda terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Candra besar di keluarga bulu tangkis. Ayahnya, Hendra Wijaya, adalah mantan pemain bulu tangkis sekaligus pemilik klub bulu tangkis Rajawali di Cirebon. Kakaknya, Indra Wijaya adalah pemain bulu tangkis Indonesia. Namun karena ketatnya persaingan, Indra mengundurkan diri dari pelatnas dan sempat pindah ke Singapura untuk mewakili negara tersebut dalam berbagai kejuaraan bulu tangkis internasional. Kemudian Rendra Wijaya juga merupakan pemain bulu tangkis Indonesia, dengan prestasi internasional terbaiknya, yaitu finalis Dutch Open 2008. Sedangkan adik perempuan Candra yang bernama Sandrawati, prestasinya masih di level nasional dan junior.
Prestasi suami dari Caroline Indriani ini cukup gemilang di dunia bulu tangkis, di mana hampir semua gelar bergengsi berhasil disabetnya, mulai dari juara dunia, Olimpiade, All England, Japan Open, China Open, Indonesia Open dan banyak gelar juara lagi, baik tingkat nasional maupun internasional. Saat usia yang sudah dianggap tua untuk seorang pemain bulu tangkis, saat ini Candra masih berprestasi sebagai pemain bulu tangkis profesional. Hebatnya lagi seorang Chandra merebut berbagai gelar juara dengan banyak pasangan baik di ganda putra maupun ganda campuran. Pemain-pemain yang pernah mengecap gelar bersama Candra adalah Ade Sutrisna, Sigit Budiarto, Tony Gunawan, Nova Widianto, Eliza Nathael dan Jo Novita.
Ketika Candra Wijaya berpasangan dengan Tony Gunawan, mereka pernah meraih medali emas Olimpiade Sidney 2000 dan menjadi juara All England 1999. Bersama Sigit Budiarto, Candra Wijaya meraih gelar juara World Championship 1997 dan juara All England 2003. Di nomor beregu, Candra Wijaya ikut menjadi tim Thomas Cup Indonesia sebanyak enam kali (1998, 2000, 2002, 2004, 2006 dan 2008) dan ikut mengantar Indonesia meraih Piala Thomas pada 1998, 2000 dan 2002. Candra Wijaya juga turut memperkuat tim Piala Sudirman sebanyak 6 kali (1997, 1999, 2001, 2003, 2005, dan 2007) di mana berhasil melangkah ke babak final sebanyak tiga kali (2001, 2005 dan 2007).
Dedikasi Candra untuk dunia bulu tangkis Indonesia juga ia tunjukkan dengan didirikannya sekolah bulu tangkis (Candra Wijaya International Badminton Center atau CWIBC) di Kosambi, Jakarta Barat. Sekolah bulu tangkis tersebut memiliki misi untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas atlet untuk menjadi pemain bulu tangkis profesional dunia.
Hal tersebut dianggap Candra sebagai tantangan untuk mencatat prestasi tertinggi bulu tangkis serta mengharumkan nama bangsa di mata dunia dengan melahirkan generasi-generasi baru yang terbaik. Disela-sela pelatihan bulu tangkis yang dikelolanya, Candra masih terus menekuni bulu tangkis profesional. Saat ini ia berpasangan dengan Luluk Hadiyanto, dan sebelumnya juga pernah kembali berpasangan dengan Tony Gunawan atau pun dengan adiknya, Rendra Wijaya.
Dia juga menggagas pendidikan untuk atlet lewat kerjasama Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) dengan Homeschooling Kak Seto.
Candra menggagas program itu berdasarkan pengalamannya sebagai atlet di mana saat itu sulit membagi waktu antara pendidikan formal akademik dengan jadwal latihan. Menurut pebulutangkis asal Cirebon itu, pendidikan tidak hanya penting bagi masa depan atlet namun juga membentuk karakter, psikologis dan mental mereka.
Candra juga menyelenggarakan turnamen bulu tangkis khusus pada nomor ganda putra dengan memberi nama Candra Wijaya Men's Doubles Badminton Championships, sejak tahun 2009. Karena pengabdian Candra yang begitu besar terhadap negara, ia pun menerima berbagai penghargaan, di antaranya adalah Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden B.J. Habibie, Parama Krida Utama dari Menpora, Satya Karya Bhakti Olahraga Utama dari KONI Pusat dan Eddy Choon Award (Best Player of the Year - 2000).