Profile

Bursah Zarnubi

Tempat Lahir : Lahat


Description

Di Indonesia, Bursah Zarnubi adalah orang nomor satu di Humanika yang dikenal sebagai Sang Ideolog karena dia memiliki pandangan dan sikap kritis terhadap ideologi-ideologi hingga yang berskala besar. Dia sangat lantang jika bicara tentang demokrasi, namun dia mulai menganggap demokrasi akhir-akhir ini sebagai bencana. Alasan yang mendasari anggapan tersebut adalah demokrasi tidak lagi menyentuh rakyat kecil, melainkan para penduduk kota dan pemilik modal yang tidak memperhatikan nasib dan kemakmuran petani dan rakyat kecil lainnya. Oleh karena demokrasi sekarang yang tidak mengandung unsur keadilan dan equality (kesejajaran), diamengimbau agar revolusi pemikiran tentang makna demokrasi didasarkan pada nilai-nilai luhur di tanah air segera dilaksanakan. Pria yang memiliki postur tubuh tinggi besar ini juga beranggapan bahwa negara boleh saja memiliki hutang luar negeri, asalkan bisa diberdayagunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Alumnus dari Universitas Jayabaya Fakultas Ekonomi, Jakarta, ini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bintang Reformasi. Semasa menjadi mahasiswa, pria pencinta olahraga fitness / body-building ini adalah aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada Pemilihan Umum (pemilu) 2009, Bursah Zarnubi mencalonkan dirinya sebagai calon presiden dengan dibantu oleh Partai Bintang Reformasi (PBR). Dia bersama partainya menargetkan untuk mendapatkan total perolehan suara minimal 8 persen di pemilu legislatif. Namun rencana tersebut gagal. Hingga akhirnya yang menduduki kursi kepresidenan Indonesia di tahun 2009 adalah Susilo Bambang Yudhoyono dari Partai Demokrat. Di bulan Juni 2011. Bursah Zarnubi pernah dituduh melakukan tindak manuver politik, namun dia menolaknya. Tuduhan tersebut didasarkan karena Partai PBR batal bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk maju dalam Pemilu 2014. Selain menolak, dia juga menjelaskan bahwa tanda tangan persetujuan dalam Memorandum of understanding (MoU) dengan Partai Gerindra tidak ada kemajuan dan yang memutuskan hubungan tersebut adalah Gerindra. Oleh karena putusnya hubungan dengan Gerindra, PBR berganti rencana untuk melakukan jalinan kerja sama dengan Partai PAN mengingat kedua visi dari kedua partai tersebut sama.