Profile

Budi Ruseno


Description

Budi Ruseno HP merupakan anak ketiga dari 6 bersaudara. Keluarga besarnya bertempat tinggal di Jogjakarta. Di Indonesia, dia kenal sebagai Analis Senior bidang Ekonomi. Budi Ruseno menjabat sebagai Kepala Riset Bhudi Securities. Tidak hanya itu, dia juga pernah memiliki jabatan sebagai Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia. Analisis yang diungkapkan oleh Budi Ruseno bisa juga menyangkut tentang transaksi saham. Pada tanggal 29 Juli 2010, dia mengungkapkan bahwa akan ada potensi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga mencapai 10% dari level 3000 poin atau sekitar 3300 poin. Dia menambah bahwa faktor-faktor penyebab penambahan IHSG tersebut bisa ditilik dari sisi mikro dan makro Ekonomi Indonesia ditambah kinerja dari emiten. Pada saat itu, terdapat beberapa sisi makroekonomi Indonesia yang telah tumbuh di level 5,5%, inflasi 6%, dan suku bunga yang stabil 6,5%. Ketika Indonesia terjadi polemik tentang hengkangnya beberapa investor asing yang keluar dari bursa pada tanggal 20 Agustus 2008, Budi Ruseno turut angkat suara. Sebagai Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia, dia mengiyakan kabar tersebut. Budi Ruseno kemudian memaparkan alasan hengkangnya para investor asing tersebut dikarenakan mereka sedang melakukan aksi ambil untung. Dengan begitu, para investor tersebut dapat mengamankan investasinya di tengah gejolak inflasi dan koreksi harga komoditas. Di saat itu juga, para analisis belum ada yang sanggup memastikan tentang prospek IHSG yang akan datang karena terjadinya tren penurunan harga minyak dan komoditas. Namun, Budi Ruseno memprediksikan bahwa IHSG akan diuji di level psikologis 2000, jika bisa tembus ke bawah maka level terendah selanjutnya adalah 1800, namun kalau sanggup bertahan maka akan terdapat peluang rebound khususnya terhadap saham-saham berfundamental kuat yang penurunannya terasa cukup dalam. Pada tanggal 24 Juni 2011, Budi Ruseno pernah memberikan saran / masukan kepada perusahaan-perusahaan yang mengalami kelesuan dan tidak bergerak positif, yakni pasar akan merespon kinerja fundamental yang baik jika saja corporate secretary dari masing-masing emiten juga cukup aktif. Agar terespon dengan baik, kondisi kinerja fundamental harus terkomunikasi secara baik ke masyarakat, terutama para investor. Dengan demikian, segala sesuatu yang dikerjakan oleh emiten sendiri dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat hingga akhirnya dapat diapresiasikan terhadap harga saham pasar.